Namun kini, pakaian itu langka lantaran banyak petugas yang harus diturunkan untuk mengatasi pasien yang kian banyak.
Atas alasan itu, Ketua Dewan Pembina Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Rizayati memastikan pihaknya akan ikut membantu ketersediaan baju hazmat sebagai bentuk kepedulian pada tim medis yang jadi garda terdepan bangsa.
Dia mengurai bahwa sejumlah pengusaha kecil konveksi mulai memproduksi pakaian hamzat.
“Seperti UMKM Emi Arlin di Padang Sumatera Barat, pusat industri kecil di Penggilingan Jakarta Utara, ada juga di Solo dan Pemalang, Jawa Tengah dan beberapa daerah lainnya sudah produksi hazmatz,†kata Rizayati kepada wartawan, Sabtu (28/3).
Baju produksi UMKM, katanya, akan membantu pemerintah mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga pakaian hamzat. Dia memastikan harga pakaian ini akan lebih murah dibanding yang ada di pasaran.
“Saya pastikan harga APD made in UMKM jauh lebih murah ketimbang pabrikan," lanjut Rizayati.
Mantan caleg Nasdem untuk daerah pemilihan Kabupaten Bogor tersebut mengurai, harga baju hazmat sekali pakai produksi UMKM berkisar di harga Rp 45.000. Sedang yang bisa dipakai berulang dijual Rp 75.000
“Untuk harga di sejumlah tempat penjualan alat kesehatan dan penjualan via online untuk hari ini, termurah di kisaran Rp 180.000-an dan paling mahal di atas Rp 1 juta,†urainya.
Lebih lanjut, Rizayati mengajak pelaku UMKM di bidang konveksi di seluruh Indonesia, untuk membuat APD dan menjualnya ke pemerintah setempat. Mereka juga harus menjual dengan harga murah sebagai bentuk kepedulian bersama melawan pandemi virus corona.
“Tentu sangat miris dan pilu saat melihat pahlawan medis mengenakan APD seadanya saat berhadapan dengan virus mematikan, Covid-19,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: