Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dunia Hadapi Krisis Kondom Setelah Karex Sempat Berhenti Akibat Lockdown

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 28 Maret 2020, 14:46 WIB
Dunia Hadapi Krisis Kondom Setelah Karex Sempat Berhenti Akibat Lockdown
Produksi Kondom/Net
rmol news logo Karex Berhad, produsen alat kontrasepsi terbesar di dunia yang basis di Malaysia telah menghentikan operasional pabriknya karena adanya penetapan lockdown di negara itu.

Dengan berhentinya opeasional Karex, pasokan alat kontrasepsi pun menipis. Disebutkan dunia kini mengalami krisis kondom.  

Karex Berhad (KARE.KL) memproduksi satu dari setiap lima kondom global. Selama lebih dari seminggu, sejak lockdown diberlakukan, perusahaan itu belum menghasilkan satu kondom pun dari tiga pabriknya di Malaysia.

Dunia kekurangan 100 juta alat kontrasepsi dari pabrik itu. Produk perusahaan Malaysia itu dipasarkan secara internasional oleh merek-merek top seperti Durex.

Kondom produksi Karex juga dipasok ke sistem perawatan kesehatan berbagai negara seperti NHS (Layanan Kesehatan Nasional) Inggris atau pun didistribusikan oleh program bantuan internasional seperti UN Population Fund (Dana Populasi PBB).

Negara-negara penghasil kondom utama lainnya adalah China, India, dan Thailand. Negara-negara itu pun mengalami penghentian operasional.

Karena ketiadaan itu, peraturan pengecualian pun berlaku. Jumat pekan depan, pabrik diperbolehkan beroperasi kembali tetapi dengan hanya 50 persen dari tenaga kerjanya.

"Ini akan memakan waktu untuk memulai pabrik dan kami akan berjuang untuk memenuhi permintaan dengan kapasitas setengahnya," kata Kepala Eksekutif Karex Berhad, Goh Miah Kiat, melansir Reuters.

"Permintaan kondom masih sangat kuat karena suka atau tidak, itu masih penting untuk dimiliki," kata Goh. “Mengingat pada saat ini orang mungkin tidak berencana untuk memiliki anak. Ini bukan waktunya, dengan begitu banyak ketidakpastian."

Lockdown di Malaysia berlaku sampai 14 April nanti. Negara itu menjadi yang terbanyak memiliki angka kasus virus covid di Asia Tenggara dengan  2.161 kasus infeksi dan 26 kematian.

Pembuat barang-barang penting lainnya seperti sarung tangan medis juga menghadapi masalah dalam operasi mereka di Malaysia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA