Mantan Komisaris Utama Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengatakan ada sentimen positif yang mendorong investor dari Republik Rakyat China (RRC) membeli saham-saham yang diperdagangkan di bursa Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Tetapi, sejauh ini tidak ada sentimen untuk masuk ke bursa Jepang.
“Meski ada perbaikan Indeks Saham di Wall Street maupun di BEI tapi tetap dibayang-bayangi ketakutan pada wabah Covid-19 di USA, Eropa dan Indonesia,†katanya.
Apabila investor tidak percaya pada kemampuan negeri negeri di atas dalam memerangi wabah dengan cepat, mereka akan tetap ragu-ragu masuk ke bursa saham, dan lebih banyak memilih untuk menyimpan dolar.
“Kalau main juga ala kadarnya, sekadar menunjukkan eksistensi hadir di bursa,†sambungnya.
Menurut Fuad Bawazier lebih lanjut, pasar ragu pada policy Trump mengatasi wabah tapi senang pada gelontoran stimulus sebesar 2 triliun dolar AS. Begitu pula pasal menyukai gelontoran stimulus dari Inggris dan Bank Central Eropa.
“Pasar saham Indonesia juga ragu pada keberhasilan Indonesia mengatasi wabah dengan strategi Social Distancing,†masih katanya.
Intinya, investor sangat memperhitungkan kecepatan selesainya suatu negeri mengatasi wabah. Jadi ini faktor kepercayaan dan faktor ini mengalahkan faktor ekonomi bisnis yang usual.
Dengan demikian dapat disimpulkan, sentimen pemain China akan masuk memborong saham yang harganya sedang murah lumayan menjaga membantu harga saham naik-turun.
Di sisi lain pemain dari China dipercayai hanya akan berburu saham perusahaan besar dan strategis. Emiten ecek-ecek yang kini harganya hanya puluhan perak bukan target mereka.
“Saham ecek-ecek itu makanan investor lokal,†demikian Fuad Bawazier.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: