Tidak hanya itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terjun bebas, bahkan Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa harus
trading halt atau menghentikan sementara perdagangan lantaran ada penurunan drastis hingga lima persen.
Atas dasar tersebut, Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati mewanti-wanti bahwa nilai tukar rupiah bisa terus tergerus jika pemerintah Indonesia tidak mampu menangani wabah virus corona dengan serius.
“Akan mengalami tekanan kalau penanganan corona ini tidak serius dan memadai. Hal ini akan menyebabkan kondisi negatif dari para pelaku pasar dan mendorong rupiah mengalami tekanan,†ujarnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (24/3).
Enny menambahkan salah satu penyumbang nilai mata uang rupiah stabil adalah capital inflow dari para pelaku usaha maupun pemilik modal. Faktor ini sangat dominan lantaran aktivitas ekspor dan impor tengah merosot.
Artinya, jika pemilik modal melakukan aksi capital outflow, maka akan berdampak langsung pada nasib rupiah.
“Kalau ada penanganan tidak serius, pasar akan menilai. Jika merasa ragu, para investor bisa menarik dana dan akan membuat rupiah semakin tertekan,†ujarnya.
“Kami mengingatkan pemerintah agar melakukan penanganan yang serius dalam mengendalikan virus corona ini agar dapat berdampak pada ekonomi Indonesia,†demikian Enny.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: