Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Keran Impor Buah Ditutup, Petani Lokal Dapat Berkah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 18 Maret 2020, 15:54 WIB
Keran Impor Buah Ditutup, Petani Lokal Dapat Berkah
Harga buah-buahan lokal tengah mengalami kenaikan/RMOLJabar
rmol news logo Penghentian keran impor buah, memang membuat harga buah lokal menjadi terdongkrak. Toh, penutupan keran impor tersebut dianggap sebagai kabar baik untuk menumbuhkan perekonomian petani buah dan sayuran lokal.

Pengelola Pasar Sentra Sayuran Garden City Lembang Kabupaten Bandung Barat, Totoh Gunawan mengatakan, kenaikan harga komoditas buah saat ini memang imbas dari ditutupnya keran impor buah dan sayuran oleh Pemerintahan Indonesia.

“Memang imbasnya harga buah-buahan sekarang menjadi mahal di pasaran. Seperti kita ketahui, komoditas buah impor itu lebih murah jika dibandingkan dengan komoditas lokal,” ujar Totoh saat ditemui Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (18/3).

Kendati demikian, dia mengungkapkan, penutupan keran impor ini menjadi jalan terang bagi para petani lokal untuk mendistribusikan produk pertaniannya.

“Keuntungannya komoditas buah lokal menjadi bagus, banyak dicari masyarakat sekarang,” ucapnya.

Beberapa buah-buahan lokal yang saat ini harganya melonjak, di antaranya jeruk medan dan apel. Pada saat keran impor dibuka, kata dia, harga buah-buahan lokal tersebut masih standar.

“Setelah nggak ada impor, harga jeruk Medan melonjak ke Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per kilogram. Apel Rp 12 ribu awalnya, sekarang menjadi Rp 17 ribu per kilogram,” paparnya.

Dengan adanya penutupan keran impor buah, para petani lokal memang diuntungkan. Sehingga dirinya berharap keran impor khususnya untuk komoditas buah ditutup oleh pemerintah untuk selamanya.

“Saya harap nggak ada impor lagi, biar para petani buah dan sayur sejahtera. Mudah-mudahan pemerintah menutup impor dan lebih mengutamakan komoditas lokal,” imbuhnya.

Menurut dia, kenaikan harga buah dan sayuran lokal tidak akan terlalu menjadi masalah karena masyarakat masih bisa mencari alternatif lain. Hal ini dia alami sendiri di Pasar Sentra Sayuran Garden City Lembang yang khusus menyediakan berbagai macam komoditas buah dan sayur dari petani lokal terutama petani di Lembang.

“Kalau buah dan sayuran mahal sebetulnya tidak terlalu (masalah), tapi kalau beras mahal, ini yang bahaya. Karena masyarakat di kita lebih membutuhkan beras ketimbang sayur atau buah. Kan kalau lauk itu, masyarakat bisa apa saja, tapi kalau peran beras nggak bisa diganti,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA