Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi Semakin Mengkhawatirkan, Pemerintah Diminta Turunkan Bunga KUR 4 Hingga 3 persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 18 Maret 2020, 13:16 WIB
Ekonomi Semakin Mengkhawatirkan, Pemerintah Diminta Turunkan Bunga KUR 4 Hingga 3 persen
Tauhid Ahmad/Net
rmol news logo Sentimen wabah virus corona (Covid-19) yang telah masuk ke Indonesia diyakini akan berdampak pada perlambatan ekonomi.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun dari 6.000 menjadi 4.000, mata uang rupiah pun sempat di angka Rp. 15.200 per dolar AS pada Senin (17/3), pukul 16.18 WIB.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyampaikan beberapa hal mengenai dampak ekonomi bagi Indonesia akibat merebaknya virus corona.

Dari sektor ekonomi, dari paket fiskal pemerintah seharusnya memberikan kredit murah kepada sektor yang akan terdampak dari corona, seperti UMKM dan perusahaan yang bergerak di bidang tours and travel.

"Intensif fiskal akan dipermudah, saat ini bunganya masih tinggi sekali, bunganya itu tidak usah pakai jumlah yang sekarang, pemerintah harus men-cut ini agar bunganya rendah, misalnya untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) saat ini sekitar 7 persen bisa diturunkan 4-3 persen, nanti pemerintah akan menanggung beban bunga bank," ujar Tauhid kepada redaksi, Rabu (19/3).

Selain itu, dampak fiskal lainnya yang penting juga harus diperhatikan adalah ekspor dan impor. Tauhid meminta agar pemerintah harus mempertimbangkan produsen lokal dan tidak perlu melakukan impor secara berlebihan.

"Kalau impornya berlebihan, nanti tidak ada uang untuk menanam tebu lagi, pemerintah harus menyesuaikan jumlah, waktu dan kebutuham untuk melakukan impor," katanya.

Pemerintah juga diminta untuk berhati-hari dengan ancaman resesi akibat adanya wabah virus corona. Oleh karena itu, ketersediaan harus diperhatikan guna menjaga stabilitas ekonomi dan mempertimbangkan 'lockdown' di Jakarta.

"Karena kalau Jakarta lockdown maka dampak ekonominya besar. Sektor perdagangan berada di Jakarta PDB-nya, 45 persen jasa keuangan ada PDB, di Jakarta. 17 produk domestik bruto ada Jakarta, jadi kalau di-lockdown secara nasional, ekonomi akan anjlok dan pemerintha harus siap," jelasnya.

"Kalau bahan baku sudah naik, ekonomi anjlok, pemerintah harus hati-hati dengan inflasi," tandas Tauhid kembali menekankan.

Ekonom senior Dr. Rizal Ramli sebelumnya menyebutkan, sejak awal pemerintah Indonesia dinilai lamban dan ragu-ragu menangani penyebaran virus corona. Keterlambatan itu terutama karena "sungkan" dan takut menyinggung Tiongkok. Kedua, pejabat-pejabat RI mengambil sikap "self-denial" (menolak kenyataan).

Akhirnya, bangsa ini kehilangan waktu yang sangat berharga, 2,5 bulan, untuk scanning, monitoring dan testing potensi penularan corona.

Saran RR, untuk mengurangi dampak corona terhadap ekonomi, ini waktunya untuk menggeser secara radikal dengan melakukan realokasi APBN 2020. Moratorium proyek-proyek infrastruktur besar 2020. Harus berani, jangan gengsi. Alokasikan hanya untuk sektor kesehatan, makanan dan daya beli rakyat miskin.

Dan gunakan momentum pandemik corona ini, untuk menggenjot produksi dalam negeri, seperti pertanian, buah-buahan dan sayur-sayuran. Bantu kredit, bibit, pupuk sehingga bisa panen setiap tiga bulan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA