Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan 'Policy Dialogue on Strategic Bioenergy in Indonesia and Sweden'. Kegiatan ini dinilai bertujuan untuk membahas kebijakan dalam mempromosikan pengembangan bioenergi berkelanjutan. Melalui dialog ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terkait riset bioenergi di Indonesia dalam menuju proses transisi bioenergi modern.
Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar menegaskan kembali pentingnya kerangka kerja kebijakan yang komprehensif dalam upaya mempromosikan dan mendukung produksi bioenergi, baik di tingkat lokal maupun nasional.
"Kerja sama seperti antara Indonesia dan Swedia merupakan contoh penting dalam menggali potensi bioenergi dan dalam merancang kebijakan untuk mempromosikan implementasi bioenergi berkelanjutan," ujar Mahendra, dalam keterangan resminya yang dirilis Kementerian Luar Negeri, Rabu (11/3).
Wamenlu juga menggarisbawahi pentingnya melihat SDGs sebagai proses yang komprehensif dan agar tidak hanya mengadopsi pandangan pick and choose demi mencapai kepentingan pihak tertentu saja.
Di tingkat nasional, komitmen Indonesia terhadap energi tercermin dalam kebijakan manajemen energi yang dikenal sebagai Kebijakan Energi Nasional atau KEN. Diplomasi dan kerja sama energi Indonesia saat ini difokuskan pada pengamanan pasokan energi, pengembangan energi terbarukan, peningkatan akses ke energi modern, dan peningkatan efisiensi energi.
Policy dialogue dihadiri sekitar 50 peserta dari kalangan pemerintah, akademisi, dan kedutaan asing di Jakarta dengan menghadirkan narasumber antara lain Dubes RI untuk Kerajaan Swedia, Kepala BPPK Kemlu serta wakil dari KTH Royal Institute of Technology dan Swedish Energy Agency.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.