Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Harga Minyak Dunia Turun, Sri Mulyani: Bisa Jadi Stimulus Tapi Menimbulkan Ketidakpastian Terhadap Pasar Modal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 09 Maret 2020, 15:07 WIB
Harga Minyak Dunia Turun, Sri Mulyani: Bisa Jadi Stimulus Tapi Menimbulkan Ketidakpastian Terhadap Pasar Modal
Menkeu Sri Mulyani/Net
rmol news logo Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak Dunia (OPEC) dan Rusia gagal mencapai kesepakatan mengenai pengurangan produksi. Karena hal itulah Arab Saudi memangkas harga agar produksi minyaknya dapat meningkat. Hal itu mendorong adanya perang harga di antara anggota OPEC.

Bahkan, hal ini dipastikan oleh mantan penasihat senior Timur Tengah Exxon di Twitter-nya, yang sejak Minggu telah memperkirakan penurunan tersebut. Ia  menuliskan cuitannya:

"(Harga) minyak 20 dolar AS (atau sekitar RP280 ribu) pada tahun 2020 akan terjadi," kata Ali Khedery.

Merosotnya harga minyak dunia hingga 30 persen per Senin (9/3) berimbas kepada berbagai kemungkinan terhadap penerimaan negara dalam APBN.  Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati penurunan harga minyak bisa menjadi stimulus di tengah kondisi perekonomian yang tertekan, meski di sisi lain memberikan ketidakpastian lebih besar terhadap pasar modal hingga pasar uang.

"Bagi Indonesia, terutama dari dunia dengan harga minyak yang turun di dalam kondisi ekonomi yang sedang tertekan, mungkin ini menjadi bentuk positif dalam artian bisa stimulate, tidak membebani. Namun ini menimbukan ketidakpastian lebih besar terhadap capital market, pasar uang, sehingga dampak psikologis akan memengaruhi dari sisi positif harga energi menjadi lebih murah," ujar Sri Mulyani di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, Senin (9/3).

"Kalau seluruh postur APBN, saya tidak akan komentar. Saya masih akan terus melihat perkembangan, tidak mau melihat sepenggal-sepenggal. Di satu sisi memertimbangkan stimulus ekonomi yang melemah, namun dari sisi penerimaan pasti tertekan karena harga minyak, ekonomi melemah, dan lainnya," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, ia dan jajarannya akan terus memantau dinamika harga minyak dan pasar minyak dunia, terutama saat ini ekonomi dunia dalam kondisi tertekan akibat wabah virus corona.

"Dinamika dari harga minyak dan pasar minyak dunia salah satu yang harus kita perhatikan sangat serius. Kegagalan persetujuan antara dua produsen minyak terbesar dunia, antara Arab Saudi dengan Rusia, untuk mengurangi produksi, terutama dikaitkan dengan penurunan permintaan karena ada virus corona, kemungkinan terjadinya growth dunia menurun," ujar dia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA