Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ada Corona, Pemerintah Diminta Beri Insentif Kepada Importir Dan Eksportir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Senin, 09 Maret 2020, 09:37 WIB
Ada Corona, Pemerintah Diminta Beri Insentif Kepada Importir Dan Eksportir
Piter Abdullah/Net
rmol news logo Kelangkaan bahan baku impor untuk kebutuhan industri di dalam negeri mulai langka. Hal ini disebabkan wabah virus corona baru (Covid-19) yang berasal dari Wuhan, China, menganggangu arus perdagangan global sejak Februari lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mencatat, impor terbesar Indonesia dari China turun 50 persen pada Februari lalu.

Sebab DJBC mencatat, nilai Impor Indonesia dari China pada Februari hanya 463 dolar AS, turun drastis jika dibanding akhir Januari yang sebesar 948 dolar AS.

Menurut ekonom dari Lembaga Riset Ekonomi CORE Indonesia, Piter Abdullah, pemerintah mesti mengeluarkan kebijakan untuk memacu kegiatan ekspor impor RI.

"Kita perlu memacu barang impor, kemudian juga memacu barang ekspor, supaya kegiatan ekonomi kita bisa berjalan normal," ujar Piter Abdullah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (9/3).

Direktur Eksutif CORE Indonesia ini menyarankan kepada pemerintah agar memberikan insentif lebih kepada para importir dan juga eksportir.

"Pemerintah memang perlu melakukan terobosan-terobosan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi kita," ucap Piter Abdullah.

Jika insentif yang dikeluarkan pemerintah tidak cukup baik, Piter Abdullah melihat potensi penurunan nilai ekspor impor di Indonesia.

Dia memberikan sejumlah sektor yang akan mengalami penurunan produksi hingga kenaikan nilai barang. Misalnya, impor bawang putih yang diprediksinya akan mengalami kenaikan harga, jika tidak impor dari negara lain.

Sementara, untuk penurunan produksi akan terjadi di sektor manufacture, jika pemerintah tidak melakukan pelonggaran kebijakan bagi importir bahan baku.

"Kita butuh bahan baku dari luar negeri, untuk memacu pertumbuhan ekonomi kita, mempertahankan pertumbuhan ekonomi kita," terang Piter Abdullah.

Presiden Joko Widodo telah meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk melonggarkan izin ekspor dan impor, guna menstimulus perekonomian dalam negeri.

Beberapa hal yang tengah disiapkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah, mengundang 500 importir di berbagai negara dengan memberikan paket kebijakan.

Peket kebijakan itu diantaranya, mengurangi larangan pembatasan (lartas) impor dan melakukan percepatan proses impor, terutama untuk barang yang rencananya diimpor oleh 500 importir terpercaya (reputable importer).

Khusus untuk impor bahan baku, pemerintah juga akan melakukan pengurangan lartas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA