Selain itu, pemerintah menggelontorkan Rp 3,3 triliun kepada 10 daerah pariwisata melalui pemerintah daerah untuk pengganti pendapatan yang hilang lantaran adanya pembebasan pajak hotel dan restoran.
Pemerintah juga menstimulus hampir Rp 10 triliun untuk pesawat dengan memberikan penawaran 25 persen diskon sebanyak 100 seat.
Ekonom senior Indef Faisal Basri, justru mempertanyakan dari mana dana stimulus itu dan dirasa mustahil jika harus membebani pemerintah daerah.
“Pertanyaan saya siapa yang nanggung. Kalau pemda kan itu pun pendapatan utamanya dan sangat dominan hotel, restoran," ujar Faisal di ITS Tower, Pasar Minggu, Jumat (6/3).
Faisal Bisri mencontohkan salah satunya perhotelan di Kabupaten Badung, Bali yang menjadi tempat wisata.
"Hotel di Badung tinggi (pendapatannya), trilyunan, nah kompensasinya itu apakah dibayar oleh pemerintah pusat?†tanyanya.
Menurutnya, stimulus pemerintah itu akan berdampak pada APBN yang tertekan dan rasio utang pemerintah meningkat. Faisal justru memprediksi pertumbuhan ekonomi akan negatif.
“Bukan tertekan lagi, penerimaan negara, sumber dari pajak minus, bukan pertumbuhannya turun, tapi minus,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: