Kerugian itu imbas dari kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang menutup pelaksanaan umroh dan wisata pada Kamis (27/2) lalu.
Kebijakan tersebut diambil pemerintah Arab Saudi sebagai upaya pencegahan wabah virus corona atau covid-19.
"Potensi penjualan kerugian sampe Rp. 2-2,5 triliun. Efek luar biasa karena sampe terkena ke tenaga kerja kami," ujar Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah, Joko Asmoro dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM, di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2).
Joko Asmoro menuturkan, potensi kerugian itu dihitung dari data paket biaya umrah sebesar Rp. 20 juta. Sementara setiap bulannya ada sekitar 100-150 ribu calon jamaah umrah Indonesia mendaftar.
"Tapi mereka memahami itu. Karena ini juga ibadah. Kami tegaskan juga ke temen-temen untuk memahami kondisi ini karena keamanan nomor satu," katanya.
Terlebih, ada sekitar 2.393 calon jamaah umrah asal Indonesia tertahan di Bandara Soekarno-Hatta dan gagal berangkat ke tanah suci lantaran terkena imbas kebijakan pemerintah Arab Saudi.
"Sementara yang udah berangkat tapi nggak bisa masuk dan ada di negara transit 1.685 (calon jamaah). Yang sempat transit kemarin balik lagi semua. Kecuali yang sudah disana (Arab Saudi)," demikian Joko Asmoro.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: