Adanya polemik virus Korona tersebut secara khusus menurunkan jumlah impor dari negeri China ke Indonesia yang diakibatkan oleh turunnya daya beli masyarakat Indonesia terhadap produk-produk dari China.
Hal tersebut sempat disinggung oleh Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang usai menghadiri diskusi "Kerugian Jakarta Akibat Banjir" di Penang Bistro Jakarta, Jum'at (28/2).
"Secara psikologis masyarakat kita (Indonesia) terhadap yang namanya produk China itu sudah nggak mau pakai, nggak mau makan," ujarnya menanggapi polemik virus Korona tersebut.
Namun, dengan sudut pandang yang lebih positif, Sarman melihat polemik virus Corona sebagai kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan daya produksi dari petani-petani negeri.
"Ini sebenernya juga kesempatan bagi kita (Indonesia). Ketergantungan masyarakat kita selama ini, seperti konsumsi sayuran lah, buah-buahan lah berasal dari cina dari tiongkok. Ya kalo bisa itu ditake over petani-petani kita kan itu bisa meningkatkan kesejahteraan petani-petani kita juga," terang Sarman.
Melihat potensi tersebut, Sarman menyarankan pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian untuk berfokus pada produksi petanian Indonesia.
"petani-petani kita (Indonesia) perlu didukung, misalnya melalui subsidi pupuk, ya mungkin lahan, kemudian juga binaan, supaya bagaimana dapat kualitas (produksi) yang bagus," pungkasnya.
Untuk diketahui, menurut data dari Badan Pusat Statistika (BPS), Cina dikatakan sebagai pemasok barang impor terbesar di Indonesia sepanjang bulan Januari-Desember 2019. (16Mun)
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: