Pergerakan ini dibayangi kekhawatiran yang berkembang bahwa permintaan bahan bakar akan melemah seiring penyebaran virus pernapasan dari China atau yang disebut virus corona. Wabah virus yang telah menewaskan 25 orang dan ratusan orang terjangkit ini, dipastikan mempengaruhi proyeksi ekonomi.
Harga minyak berjangka Brent yang menjadi patokan internasional terpantau lebih rendah 4 sen untuk bertengger ke posisi 62 dolar per barel pada pukul 02.25 GMT. Ini adalah yang paling terendah sejak 4 Desember. Sebelumnya Brent sempat jatuh 1,9 persen dalam sesi sebelumnya hingga selama seminggu terakhor, Brent mengalami penurunan 4 persen.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas intermediate berjangka CLc1 turun sebesar 1 sen menjadi USD55,58 per barel atau berada pada posisi terendah sejak 29 November. Kontrak turun 2 persen pada hari Kamis dan 5 persen lebih rendah untuk satu pekan terakhir, melansir Reuters.
Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan situasi darurat, terkait dengan kekhawatiran terjadinya epidemi internasional. Wabah virus ini telah menjangkit lebih dari 800 orang di China, dimana 25 orang telah meninggal dunia, serta dua kota di China diisolasi.
ANZ Bank memperingatkan bahwa penyebaran virus corona yang terus-terusan berlanjut dapat menekan permintaan energi dari sektor transportasi. Dari sisi supply, minyak mentah AS serta persediaannya jatuh minggu lalu sementara stok bensin tumbuh selama 11 minggu berturut-turut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: