Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kian Panas, India Boikot Sawit Malaysia CPO Turun Anjlok

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 21 Januari 2020, 14:47 WIB
Kian Panas, India Boikot Sawit Malaysia CPO Turun Anjlok
Ilustrasi Sawit/Net
rmol news logo Panasnya hubungan India-Malaysia masih terus berlanjut.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menteri Perdagangan India Pigush Goyal sedang tidak harmonis dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, usai Perdana Menteri Malaysia itu melayangkan kritik kepada pemerintahan nasionalis Hindu India atas kebijakan diskriminatif terhadap muslim.

Hal tersebut berimbas kepada harga minyak sawit mentah (CPO) yang terkoreksi pada perdagangan hari ini.

Harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) berada di level RM 2.858/ton, pada Selasa (21/1). Jika dibandingkan dengan harga penutupan kemarin, ada koreksi sebesar 44 ringgit atau turun 1,52%.

India telah menetapkan pelarangan impor minyak sawit olahan. Namun secara informal India melarang pelaku industri di India untuk menjauhi minyak sawit dari Malaysia.

Ada ribuan ton minyak sawit olahan yang tertahan di berbagai pelabuhan di India.

"Lebih dari 30.000 ton terjebak di pelabuhan (India). Semua kapal ini dimuat sebelum pemerintah membatasi impor," demikian informasi dari seorang Trader minyak nabati yang berbasis di Mumbai, seperti yang disebutkan Reuters.

India merupakan pembeli minyak sawit terbesar di Malaysia, bahkan dunia. India membeli minyak sawit hingga 9 juta ton per tahun atau dua per tiga dari total impor minyak nabati India. India membelinya dari Indonesia dan Malaysia. Per tahunnya India membeli lebih dari 4 juta ton minyak sawit dari Malaysia.

Pada 2019 India membeli minyak sawit dari Malaysia sebanyak 4,4 juta ton. Jika per tahun India mengimpor 9 juta ton minyak sawit maka 49% berasal dari Malaysia.

Aksi boikot ini akan merugikan Malaysia.  Mencari pengganti konsumen terbesar sekelas India bukan hal mudah. Jika hal ini berlarut-larut, ini akan berbahaya untuk Malaysia. Saat ini harga masih tinggi karena ditopang oleh turunnya produksi dan peningkatan konsumsi akibat kebijakan biodiesel.

Jika tak segera ada resolusi, harga CPO bisa benar-benar anjlok. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA