Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kerja Sama UEA Bukti BUMN Masih Menarik Bagi Investor

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Rabu, 15 Januari 2020, 14:18 WIB
Kerja Sama UEA Bukti BUMN Masih Menarik Bagi Investor
Presiden Jokowi dan Shikh Mohammed bin Zayed menyaksikan penandatanganan kerja sama/Net
rmol news logo Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Uni Emirat Arab (UEA) menghasilkan sejumlah penandatanganan kerja sama investasi beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan perusahaan di UEA.

Penandatanganan perusahaan BUMN tersebut menjadi bagian dari 11 perjanjian proyek dengan nilai 22,89 miliar dolar AS.

Menurut Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan, hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia masih menjadi tujuan investasi dunia.

"Berbagai komitmen yang sudah ditandatangani itu menjadi bukti, meski ekonomi global lagi bergejolak namun Indonesia masih menarik perhatian dunia untuk berinvestasi," kata Mamit dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (15/1).

Setidaknya, ada beberapa investasi yang akan ditanamkan UEA di tanah air, mulai dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata. Kemudian pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan antara Pertamina dengan Mubadala, potensi minyak mentah di Balongan antara Pertamina dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan beberapa lainnya.

Kerja sama juga dilakukan di sektor mineral, seperti penandatanganan Emirates Global Aluminium (EGA) dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dalam penambahan produksi ingot alloy dan billet.

"Berbagai proyek hasil kerja sama ini akan menjadi upaya BUMN dalam melakukan transfer knowladge. Dengan begitu daya saing BUMN ke depan bakal lebih baik," ucapnya.

Kendati demikian, ada catatan yang disampaikan Mamit agar tahap komitmen investasi tersebut bisa terealisasi, yakni soal penyederhanaan regulasi.

"Dengan menggandeng perusahaan internasional itu sudah cukup bagus. Hanya saja penyederhanaan regulasi harus terus dilakukan. Karena selama ini semua mentok di tahap ini," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA