Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sawit Dicekal? Ngapain Ekspor Ke Sana, Pakai Sendiri Saja!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 09 Januari 2020, 14:40 WIB
Sawit Dicekal? Ngapain Ekspor Ke Sana, Pakai Sendiri Saja!
Sawit Indonesia/Net
rmol news logo Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih sikap tenang ketika Eropa mencekal produk minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia. Seperti diketahui, Indonesia adalah produsen CPO besar di dunia.

Jokowi menegaskan sawit Indonesia bisa berdiri di atas kaki sendiri meski terus-terusan dicekal.

"Uni Eropa mau banned (larang) sawit kita, ya kita tenang-tenang saja. Kita pakai sendiri saja, ngapain sih harus ekspor ke sana," tegas Jokowi saat saat membuka rapat kerja kepala perwakilan Republik Indonesia Kementerian Luar Negeri di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/1).

Jokowi menekankan, CPO dan produk turunannya bisa dimanfaatkan di dalam negeri. Terutama saat ini ada program mandatori biodiesel sebagai bahan campuran BBM jenis solar. Indonesia sudah menerapkan program B30 per akhir Desember 2019.

Pemanfaatan CPO melalui program mandatori biodiesel saat ini sudah 30 persen (B30). Semakin besar pemanfaatan biodiesel, maka semakin besar juga peluang CPO Indonesia dikonsumsi oleh dalam negeri.

"Kalau kita bisa memproduksi yang namanya B50, posisi tawar kita terhadap semua negara akan bisa naik," tegas Jokowi.

Implementasi program mandatori ini akan meningkat menjadi B40 di 2020 dan menjadi B50 di 2021. Pemanfaatan CPO sebagai bahan bakar nabati adalah upaya tanah air agar tidak bergantung dengan negara lain.

Bahkan jika Indonesia berhasil meningkatkan program mandatori sampai 50%, Jokowi percaya bahwa Indonesia bisa mengendalikan pasar minyak kelapa sawit.

"Kalau itu nanti bisa sampai kita ke B50 dan kita bisa produksi dengan baik, harga sawit sekarang sudah naik, lumayan lompatannya, meloncatnya sangat besar sekali, tapi kalau kita sudah masuk ke B50 betul-betul kita bisa, kita yang mengendalikan, bukan pasar yang mengendalikan," jelasnya.
rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA