Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jadi, Siapa Investor Yang Serius Beli Saham PT Bank Permata?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 29 November 2019, 17:24 WIB
Jadi, Siapa Investor Yang Serius Beli Saham PT Bank Permata?
Ilustrasi saham bank Permata/Net
rmol news logo Beberapa investor yang sebelumnya dikabarkan berminat pada saham PT Bank permata TBK, membatalkan rencananya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kini, hanya ada dua calon investor asing yang serius membeli mayoritas saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang dikuasai Standard Chartered Bank dan Astra International.

Keduanya calon ini adalah ini Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dan investor asal Bangkok, Thailand.

Slamet Edy Purnomo, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Jumat (29/11), menyebutkan bahwa SMBC yang nampaknya serius dengan saham PT bank Permata Tbk.

"SMBC sama mana ya kemarin itu, negara Bangkok. DBS belum menyatakan ini [lanjut penjajakan], tapi enggak tahu ya akhirnya. SMBC ya yang serius."

Dengan demikian, katanya, investor lain yang sebelumnya dikabarkan berminat tidak jadi yakni Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) Group Holdings dan DBS Group Holdings (DBS).

Kabar ini membuat saham BNLI di pasar melesat 5,58% di level Rp 1.040/saham pada penutupan sesi I, Jumat (29/11).

Sebelumnya, Tan Shu Shan, Head of Institutional Banking Group DBS, dalam wawancara dengan Business Times Singapura mengakui, bahwa DBS memang sedang berupaya meningkatkan cakupan pasar Asia Tenggara.

"Yang pasti, DBS ingin meningkatkan fokus Asean-nya," tulis laporan tersebut, pada Minggu lalu (10/11).

Lebih lanjut Slamet mengatakan calon investor itu kemungkinan menjadi mayoritas. "Ya, dua duanya [Astra dan Stanchard lepas] iya betul dua duanya itu," tegasnya.

Dia mengatakan upaya kedua investor itu masuk di BNLI karena ingin membangun sinergi bisnis di Indonesia, terutama pasar usaha mikro keci dan menengah (UMKM).

"Pokoknya bangun sinergi bisnis di Indonesia, dorong UMKM di Indonesia itu salah satunya. Jadi perekonomian kita kan didorong UMKM supaya lebih tinggi, corporate juga perlu tapi komitmen investor di Indonesia apa itu yang perlu kita dorong siapa pun terserah. Kalau komitmen [asing] dorong investasi infrastruktur, UMKM kita dukung," kata Slamet.

Dengan kabar dari OJK ini, maka akan turut memunculkan akuisisi dan penggabungan usaha terhadap bank domestik SMBC yang baru rampung selesai diakuisisi pada Februari lalu yaitu PT Bank BTPN Tbk (BTPN).

Saat ini Bank Permata milik PT Astra international Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank (Stanchart) yang masing-masing mengantongi 44,56% saham atau berarti 12,49 miliar unit saham Bank Permata. Sisanya, yaitu 3,04 miliar saham atau 10,88%-nya masih dimiliki investor publik. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA