"Pendirian pabrik manufaktur Hyundai Motor di Indonesia telah dimungkinkan berkat kerja sama dan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah Indonesia. Hyundai akan terus mendengarkan secara aktif dan menanggapi harapan dan kebijakan pemerintah Indonesia mengenai kendaraan ramah lingkungan, sambil terus berkontribusi pada komunitas ASEAN," demikin kata Euisun Chung, Wakil Ketua Eksekutif Grup dilansir dari website resmi Hyundai motor Grorup, Rabu (27/11).
Momentum nota kesepahaman dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo, dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju seperti Luhut Binsar Panjaitan, Airlangga Hartarto, Bahlil Lahadalia. Dari pihak Hyundai dihadiri oleh Wakil Ketua Eksekutif Hyundai Motor Group, Euisun Chung, dan Presiden dan CEO Hyundai Motor Company, Wonhee Lee. Penandatangannan dilakukan di pabrik kendaraan terintegrasi tunggal terbesar di dunia, di Ulsan, Korea Selatan.
Pabrik Hyundai di Indonesia akan berlokasi di Kota Deltamas (Kota Deltamas), sebuah kawasan industri, komersial, dan perumahan terintegrasi di pinggiran timur Jakarta, dengan lahan seluas 77,6 hektare.
Pabrik Hyundai di Indonesia itu akan menelan investasi sekitar USD 1,55 miliar hingga 2030, termasuk pengembangan produk dan biaya operasi. Dalam nota kesepahaman itu fasilitas baru akan mulai dibangun pada bulan Desember tahun ini.
Pihak Hyundai dan Indonesia menargetkan akan memulai produksi komersial pada paruh kedua 2021 dengan kapasitas tahunan 150.000 unit. Nantinya pabrik Hyundai di Indonesia akan dapat membangun sekitar 250.000 kendaraan setiap tahun.
Rencananya, Hyundai akan memproduksi kendaraan tipe SUV kompak, MPV kompak, dan model sedan yang dirancang khusus untuk pelanggan di pasar Asia Tenggara. Kendaraan yang diproduksi itu akan menggabungkan fasilitas untuk
stamping, pengelasan, pengecatan dan perakitan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: