Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kredit Melemah, Ekonom: Perlu Perbaikan Kebijakan Struktural

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 22 November 2019, 11:37 WIB
Kredit Melemah, Ekonom: Perlu Perbaikan Kebijakan Struktural
BI Mengumumkan Pertumbuhan Kredit yang Lambat/Net
rmol news logo Pertumbuhan kredit perbankan mengalami perlambatan.

Pada Agustus tercatat sebesar 8,59% menjadi 7,89% pada September 2019.

"Kami sampaikan kredit belum meningkat pesat karena banyak di dorong oleh belum kuatnya permintaan kredit dari sisi korporasi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di gedung BI usai menggelar RDG 20-21 November 2019 di Jakarta, Kamis (21/11).

Lesunya pertumbuhan kredit dipengaruhi rendahnya permintaan kredit korporasi.

Korporasi  belum tertarik untuk memanfaatkan pendanaan dari perbankan.
Pengamat ekonomi David Sumual, menyebutkan rendahnya permintaan kredit sangat dipengaruhi oleh perang dagang yang saat ini menjadi momok bagi ekonomi global, termasuk di Indonesia sendiri.

Namun, ia yakin, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menguat, meskipun kondisi perekonomian global sedang dirundung ketidakpastian.
“Struktur ekonomi Indonesia saat ini banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Topangan mencapai 56 persen-60 persen,” jelas Davis saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL.

Dengan topangan tersebut, ia yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di rentang 5 -5,2 persen.

Topangan dari sisi fiskal juga sangat dibutuhkan serta dorongan belanja rumah tangga mesti diperluas lagi.

David juga menilai, lemahnya permintaan kredit sektor korporasi tersebut karena kepercayaan diri industri belum terlalu kuat melihat prospek ekonomi ke depannya.

“Perlu perbaikan, seperti kebijakan fiskal dan juga kebijakan struktural yang harus ditinjau lagi," paparnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA