Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pembangunan Pabrik Karbon Hitam Di Cilegon, Mampu Subtitusi Impor Hingga Rp 1,5 Triliun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Jumat, 22 November 2019, 10:14 WIB
Pembangunan Pabrik Karbon Hitam Di Cilegon, Mampu Subtitusi Impor Hingga Rp 1,5 Triliun
Menperin Agus Gumiwang saat peresmian pembangunan pabrik di Cilegon/Istimewa
rmol news logo Kementerian Perindustrian RI terus mendorong tumbuhnya industri yang menghasilkan produk substitusi impor. Karenanya, diperlukan upaya menarik investasi dengan harapan bisa mengurangi defisit neraca perdagangan dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Salah satunya adalah pembangunan Pabrik PT Cabot Asia Pacific South (PT CAPS) di Cilegon, Banten.

"Nah, ini yang sekarang dilakukan oleh Cabot. Mereka akan menambah produksi black carbon yang diproduksi dari fase pertama perkembangan industrinya," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Jumat (22/11).

Saat ini, kata Agus, PT. Cabot Indonesia (PT CI) merupakan satu-satunya produsen karbon hitam (carbon black) dalam negeri. Total kapasitas produksinya mencapai 90.000 ton per tahun.

Korporasi ini akan menambah jumlah investasinya di Tanah Air sebesar Rp 1,4 triliun guna mendongkrak produksi carbon black sebanyak 80.000-90.000 ton per tahun dan masterbatch sekitar 20.000 ton per tahun.

"Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada PT Cabot Indonesia yang akan membangun pabrik carbon black dan masterbatch di Indonesia. Kami memberi tantangan kepada Cabot Indonesia agar bisa operasional pada awal 2021," imbuhnya.

Carbon black lokal berkualitas tinggi yang memenuhi permintaan konsumen Indonesia dan Asia Tenggara meningkat sekitar 4-5 persen setiap tahunnya. Carbon black biasanya digunakan sebagai penguat dalam produk ban dan produk karet lainnya.

"Selain itu, carbon black digunakan sebagai pigmen warna untuk plastik, cat, dan tinta," lanjut Agus.

Ia berharap, proses pembangunan pabrik PT CAPS dapat berjalan lancar. Sehingga Indonesia akan mampu melakukan substitusi impor carbon black sebesar 90.000 ton per tahun dengan nilai Rp 1,5 triliun.

"Memang saat ini kami sedang mendorong industri yang menghasilkan substitusi impor, seperti yang dilakukan oleh Cabot. Selain itu, kami memacu industri yang berorientasi ekspor," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA