Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Permintaan Kredit dan Investasi Lesu. Diperkirakan melambat Hingga 2020

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 22 November 2019, 10:04 WIB
Permintaan Kredit dan Investasi Lesu. Diperkirakan melambat Hingga 2020
Bank Indonesia/Net
rmol news logo Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit perbankan mengalami perlambatan. Pada Agustus tercatat sebesar 8,59% menjadi 7,89% pada September 2019.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kredit perbankan dipengaruhi oleh dua faktor,  yakni dari sisi penawaran dan permintaan.

Dari sisi penawaran, semua faktor berada pada kondisi kondusif atau positif. Sementara pada sisi permintaan kredit perbankan mengalami perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya.

"Kami sampaikan kredit belum meningkat pesat karena banyak di dorong oleh belum kuatnya permintaan kredit dari sisi korporasi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di gedung BI usai menggelar RDG 20-21 November 2019 di Jakarta, Kamis (21/11)
 
Dari sisi penawaran ada tiga faktor yang mempengaruhi. Pertama adalah prospek ekonomi Indonesia ke depannya. Kalau ekonomi bagus maka bank banyak menyalurkan kredit.

Faktor kedua adalah masalah suku bunga. Kalau suku bunga turun maka bank punya kesempatan untuk menambah supplai.

Faktor ketiga adalah masalah regulasi dari BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta kebijakan makroprudensial.

Perry mengungkapkan semua faktor sisi penawaran berada dalamn kondisi kondusif, likuiditas cukup, suku bunga turun, aturan direlaksasi, dan lending standar mengendor.

“Semua faktor dari sisi penawaran perbankan itu positif. Nah, yang belum itu adalah dari sisi permintaan tadi," jelas Perry dengan gamblang.

Pelemahan dari sisi permintaan korporasi ini terlihat dari hasil survei BI yang mengindikasikan pada 2020 belum semua korporasi merencanakan investasi.

Perry menjelaskan BI melihat hanya sekitar 47% korporasi yang merencanakan investasi, sedangkan sisanya masih fokus pada konsolidasi keuangannya masing-masing.

"Sisa 53% nya belum rencanakan investasi dan fokus bagaimana konsolidasi keuangan sehingga ini jadi salah satu indikator kenapa permintaan kredit masih belum kuat dari sisi korporasi," tuturnya.

Perry pun membeberkan hasil survei BI. Menurutnya, keadaan ini masih akan berlangsung hingga tahun 2020.

Hal ini dengan melihat masih banyaknya korporasi yang belum merencanakan untuk berinvestasi dan masih fokus untuk mengkonsolidasi mengenai kondisi keuangan Indonesia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA