Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan agar Bank Muamalat tidak terlalu lama 'menderita' akibat kredit macet sebesar Rp 8 Triliun. Sehingga, 'bagai hidup segan matipun tak mau'.
Demikian pendapat dari Direktur Riset Core Indonesia Peter Abdullah Redjalam saat diskusi media bertajuk "Mencari Jalan Penyelesaian Masalah Bank Muamalat" di Resto Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).
“Harusnya OJK transparan terhadap investor. Seperti apa kriterianya yang diinginkan. Kalau tidak transparan kita
gak mengetahui apa yang diinginkan oleh OJK soal investor ini,†kata Peter.
Padahal, lanjut Peter, sejumlah rencana penyelamatan sudah disusun agar kondisi keuangan bank syariah pertama di Indonesia itu kembali sehat.
Yang pertama, berminat sebagai investor adalah PT Minna Padi Investama Tbk, yang menyatakan siap menyuntikkan modal Rp 4,5 triliun demi menyelamatkan bank milik umat tersebut.
Namun, niat Minna Padi terhenti ketika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak memberikan restu. Saat itu, Minna Padi telah setor dana perjanjian sebagai tanda jadi sebesar Rp 1,7 triliun ke
escrow account yang sudah ditetapkan OJK.
Kemudian, yang terbaru yakni Al Falah Investments Pte Limited yang digawangi oleh putra Presiden ke-3 Indonesia Ilham Habibie.
Rencanaya Ilham akan mengakuisisi 50,3% saham Bank Muamalat melalui kendaraan investasi tersebut. Al Falah akan mengambil bagian sekitar 77,1% dari keseluruhan saham baru yang akan diterbitkan oleh Bank Muamalat senilai Rp 2,2 triliun dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) melalui pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue.
Namun, tampaknya OJK menginginkan investor siap dengan
cash money alias uang segar sebesar Rp 8 Triliun. Menurut Peter, uang sebesar itu tidak ada yang bisa memiliki langsung.
“Menurut saya tawaran dari Ilham Habibie sudah sangat maju, kan lebih baik kita mendapatkan investor baru, walaupun tidak semuanya dalam bentuk dana segar,†pungkas Peter.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: