“Pastikan betul proyeksi yang sudah dipikirkan benar-benar mengena bagi Indonesia,†kata Edhie Baskoro kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (20/11).
Putra kedua Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono tersebut menuturkan, keinginannya itu terkait rencana pengesahan persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif antara RI dengan negara-negara EFTA, persetujuan ASEAN tentang perdagangan melalui sistem elektronik dan persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Australia CEPA.
"Bahwa fokus kita saat ini adalah investasi dan ekspor seperti yang sering dikatakan oleh Presiden Jokowi. Namun, kinerja ekspor Indonesia saat ini turun selama hampir satu tahun terakhir. BPS mencatat nilai ekspor indonesia Agustus 2019 adalah US$ 14,28 Miliar. Turun 9,99 secara
year on year,†paparnya.
Dengan adanya perjanjian dagang ini, pria yang kerap disapa Ibas ini berharap dapat menstimulasi ekspor Indonesia agar lebih meningkat. Sehingga, diperlukan
grand design melalui
road map dari Kementerian Perdagangan.
"Jangan sampai kita hanya dibanjiri produk luar negeri, sehingga produsen lokal kita menjadi sulit dalam berkompetisi karena kalah dari segi kualitas dan kuantitas. Pemerintah harus terus berikhtiar untuk menawarkan dan mempromosikan hasil dari pengusaha dalam negeri dengan kualitas yang baik, harga yang tepat, dan tentunya dengan
delivery yang cepat,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: