Sosialisasi diplomasi ini untuk memperluas jejaring dengan berbagai pemangku kepentingan di NTT, serta mengidentifikasi produk/potensi unggulan daerah yang perlu didorong agar menembus pasar internasional. Termasuk juga memastikan kesiapan pelaku usaha agar semua produk yang akan diekspor telah memenuhi standar perdagangan internasional.
Dalam sambutannya, Sekretaris Ditjen Aspasaf, Rossy Verona, menyampaikan bahwa sosialisasi ke Undana dimaksudkan untuk melakukan sinergi dan kerja sama dengan kalangan civitas akademika. Hal ini terkait berbagai potensi yang bisa dikerjasamakan, khususnya dalam bidang pendidikan antara Undana dengan negara di kawasan Aspasaf.
Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si, Ph.D, menanggapi positif hal ini. Benu menyampaikan pihaknya bersedia jika peluang kerja sama pendidikan dengan negara-negara di kawasan Aspasaf mulai dijajaki, khususnya Afrika, mengingat Undana memiliki center of excellence di bidang dry land/pertanian lahan kering yang sangat cocok untuk diterapkan di negara Afrika Sub Sahara.
Undana juga siap bersinergi dengan Kemlu dalam meningkatkan kerja sama teknik khususnya bidang pertanian lahan kering di kawasan Afrika.
Pemahaman civitas akademika Kupang tentang pentingnya keberanian menembus pasar non tradisional di Afrika semakin menunjukkan urgensi membangun kerjasama ekonomi dengan Afrika pada khususnya dan kawasan Aspasaf pada umumnya.
Undana sangat mengharapkan Kemlu terus melakukan reach out ke kalangan akademisi di daerah untuk berbagi informasi mengenai kemajuan dan capaian diplomasi Indonesia di kawasan.
Di samping itu, tujuan lain kegiatan ini adalah untuk berbagi informasi mengenai capaian diplomasi ekonomi yang telah dilakukan oleh Kemlu RI selama ini seperti Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019 yang berhasil mendapatkan business deal sebesar 822 juta dolar AS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: