Hal ini diungkapkan Akademisi Universitas Nasional, Rusman Ghazali. Menurutnya, pemerintah perlu mendorong kerjasama investasi dan perdagangan melalui pola
partnership yang memungkinkan terjadinya kemitraan baru, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi baru.
“Selama ini perekonomian Indonesia banyak ditopang oleh konsumsi masyarakat,†ujar Rusman dalam Diskusi Publik “Menakar Pemerintahan Jokowi- Maruf Amin: Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi †di FISIP Universitas Nasional, Jakarta, Kamis (31/10).
Rusman melihat efek jangka panjang dari perang dagang AS dan China yang akan dirasakan Indonesia ke depan adalah sulitnya mencari pinjaman investasi berisiko rendah.
Karena itu, lanjut Rusman, pemerintah dituntut terus membuka peluang dan mencari alternatif sumber pertumbuhan ekonomi baru.
"Sektor perdagangan dengan negara baru harus terus dikembangkan untuk memperkuat ekspor Indonesia," imbuhnya.
"Pilihan alternatif yang memungkinkan adalah menggencarkan kerjasama investasi dan perdagangan melalui pola partnership yang memungkinkan terjadinya kemitraan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: