Pernyataan tersebut menuai polemik lantaran pemerintah sendiri saat ini telah mencetak utang negara sebesar Rp 4.680 triliun.
Sikap anak buah Jokowi yang berpredikat menteri terbaik ini pun turut disoroti ekonom senior Rizal Ramli.
"Itu
statement yang
ndak lucu. Peningkatan utang pemerintah dan BUMN justru terbesar," kata Rizal Ramli dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (5/10).
Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan risiko swasta gagal bayar utang.
Selain faktor over-ekspansi, risiko gagal bayar utang juga bisa dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat. Bahkan bank dunia sudah memprediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh di bawah lima persen pada tahun 2020.
Atas dasar itu, RR yang juga dipercaya sebagai anggota tim panel penasihat ekonomi PBB ini meminta kepada Menkeu mencari solusi terbaik dibandingkan dengan
statement yang mengenyampingkan fakta.
"Jika Menkeu 'Terbalik' cerdas, harusnya berikan solusi agar ekonomi tumbuh lebih tinggi, sehingga risiko gagal-bayar berkurang," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: