Demikian disampaikan Airlangga saat menjadi keynote speaker dalam acara Social Bussiness Innovation Award 2019 & Green CEO Award 2019 bertemakan "Contribution to Sustainable Development Goals" di Ballroom Mawar 1, Balai Kartini, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Kamis (29/8).
"Ini hanya menegaskan saja bahwa yang lain itu penting tetapi kontribusi terbesar masih dari sektor manufaktur, dan kalau kita mau menggerakkan ekonomi basis yang terbesar itu yang kita gerakkan," ungkap Airlangga.
Dari sektor ini program yang dibuat Kementerian Perindustrian yakni for making Indonesia 4.0 sesuai lantaran dinilai memiliki andil besar dalam dunia industri tanah air.
Airlangga menyampaikan industri makanan dan minuman juga menjadi salah satu parimeter pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen. Selain itu ada industri kimia, farmasi, obat tradisional, logam, elektronik, optik dan peralatan listrik juga ikut andil dalam pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, kontribusi terhadap ekspor periode Januari hingga Juni 2019 mendekati 75 persen atau nilainya setara Rp 60,4 miliar. Sektor terbesar adalah makanan minuman, sektor logam dan barang kimia.
Jika dilihat dari Purchasing Manager’s Index manufaktor Indonesia di atas rata-rata 50 persen. Hal ini menjadi kabar baik bagi perekonomian di Indonesia. Pasalnya, negara lain termasuk Singapura dalam kurun waktu tiga sampai empat bulan PMI-nya di bawah 50 persen.
"Dunia mengalami kontraksi tetapi alhamdulillah Indonesia masih ekspansi," tutup Airlangga yang juga ketua umum Partai Golkar ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: