Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat: Kalau Indonesia Alami Resesi, Mall-mall Kosong Dan Jalanan Nggak Macet

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 26 Agustus 2019, 09:46 WIB
Pengamat: Kalau Indonesia Alami Resesi, Mall-mall Kosong Dan Jalanan Nggak Macet
Ari Kuncoro menilai Indonesia belum masuk ke dalam resesi ekonomi/Net
rmol news logo Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam satu tahun terakhir banyak dinilai sebagai sebuah ancaman resesi. Namun, selama mall-mall masih dipenuhi pengunjung, Indonesia belum bisa dikategorikan alami resesi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang melambat, dari 5,7 persen menjadi 5,3 persen pada tahun ini. Beruntung, Indonesia punya pasar domestik yang masih terus bergerak secara signifikan.

“Posisi Indonesia itu agak beda. Indonesia itu punya pasar domestik, nah pasar domestik itu yang membuat kita itu bisa tumbuh 5 persen. Kalau Singapura langsung anjlok 1,9 dari 2,0. Jadi ini adalah suatu hikmah tersembunyi bahwa negara-negara yang peranan ekspornya tidak terlalu besar itu biasanya bisa bertahan dari resesi,” ungkap pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/8).

“Kalau resesi, mall-mall kosong, food court kosong, enggak macet. Nah kita pernah mengalami itu pada tahun 98 waktu krisis ekonomi, sekarang belum (resesi). Jadi yang dilakukan pemerintah itu seharusnya menunjukkan dampak mitigasi dari resesi yang akan datang,” tambahnya.

Meski demikian, menurut Ari, Indonesia memiliki kelemahan yang harus diwaspadai. Yakni terganggunya industri impor jika memasuki resesi. Sehingga pertumbuhan ekonomi sulit menembus angka 5,4 persen sebagaimana target Kementerian Keuangan pada periode 2020.

Sementara, mengenai penurunan target pertumbuhan dari 5,7 menjadi 5,4 persen menurutnya hal itu juga bukan dikategorikan sebagai resesi. Negara yang sudah memasuki resesi, pertumbuhan ekonominya cenderung hampir mati. Tidak ada pergerakan ekonomi.

“Memang sih iklim usaha kita enggak terlau bagus. Misalnya logistik sulit, ada pungli, ada infrastruktur yang belum bagus, itu mempengaruhi. Kalau kita mau optimalnya ya seperti sekarang 5,1 hingga 5,5. Itu belum dikatakan resesi. Karena kita turun dari 5,7 ke 5,5 tidak terlalu signifikan,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA