“Meskipun sektor pendidikan sudah menyerap 20 persen dari total anggaran, dibandingkan negara lain, berdasarkan penilaian internasional dan
problem for International student assessment (ISA) Indonesia hanya berada di peringkat 63 dari 71 negara,†ujar anggota Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono di hadapan Menkeu Sri Mulyani di Gedung Nusantara II, Kompleks DPR RI, Senayan, Kamis (22/8).
Menurutnya, kontribusi sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 3,50 persen. Angka tersebut dinilai sangat kecil dibandingkan negara tetangga.
Salah satu yang ia contohkan adalah Malaysia yang disebut serapan anggaran pendidikannya berkontribusi hingga 4,97 persen ke pertumbuhan ekonomi.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa pemerintah belum mampu mengarahkan belanja pendidikan untuk berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: