Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat: Tiket Pesawat Seharusnya Memang Mahal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 10 Agustus 2019, 05:04 WIB
Pengamat: Tiket Pesawat Seharusnya Memang Mahal
Maskapai Garuda/Net
rmol news logo Harga tiket pesawat yang dinilai terlalu tinggi oleh masyarakat didorong oleh kenyataan bahwa transportasi udara memang tidak sesederhana moda transportasi laut dan darat.
Hal itu disampaikan pengamat penerbangan, Chappy Hakim ketika berbicara dalam  Seminar Nasional “Polemik Harga Tiket Pesawat dalam Perspektif Hukum, Bisnis, dan Investasi” yang diselenggarakan di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Jumat (9/8).

Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini, yang menjadi persoalan bukan harga tiket yang terkesan tinggi, melainkan kenaikan kenaikan harga tiket yang  tiba-tiba di saat masyarakat  telah terbiasa dengan harga tiket murah.

Dia menambahkan, maskapai menghadapi tantangan dalam memasarkan tiket antara lain dengan memanfaatkan low season maupun peak season.

"Itu menyebabkan berkembangnya orang menjual dengan model macam-macam. Kalau kita beli tiket untuk tahun depan mungkin harganya murah sekali, tetapi pada saat kita tidak berangkat ya hangus," tuturnya.

Contoh lain mengenai perbandingan harga tiket rute domestik yang lebih tinggi dibanding rute luar negeri.

"Misal, beli Jakarta-Kuala Lumpur murah sekali. Kenapa? Karena Jakarta-Kuala Lumpur secara keseluruhan harus mengisi kursi sampai Kuala Lumpur. Maka dijuallah kursi yang kosong  (dengan harga) murah," jelasnya.

Hal lain yang ikut menambah polemik adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tidak menguntungkan.

Dalam hal penerbangan, kata dia, mayoritas pembelian menggunakan mata uang dolar AS. Sementara pendapatan domestik menggunakan mata uang rupiah.

Dengan demikian, apabila harga avtur naik, begitu juga dolar AS naik, dapat dipastikan harga tiket pesawat turut naik.

"Celakanya kenaikan itu persis pada saat maskapai akan menaikkan tarif menjelang Hari Raya karena demand yang tinggi. Saat sudah akan naik itu didorong lagi dengan harga avtur yang naik dan cost dolar AS yang lain, jadi naiknya lebih tinggi lagi," paparnya.

Ini belum memperhitungkan faktor harga asuransi, biaya maintenance, sumber daya manusia (SDM), pajak hingga jasa pelayanan baik jasa pelayanan airport, service penerbangan, dan lainnya yang rata-rata menggunakan cost di dolar AS.

"Operating cost dalam bentuk dolar AS dan pendapatan dalam bentuk rupiah itu menyebabkan jarak yang jadi jauh sekali. Jadi intinya harga tiket pesawat itu memang mahal dibandingkan moda transportasi lain," tandas Chappy Hakim. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA