Survei itu dilakukan kepada 260 investor yang dilibatkan sebagai responden melalui wawancara telepon maupun email pada 24 Juni hingga 2 Juli 2019. Mereka terdiri dari perusahaan manajemen investasi, dana pensiun, dan asuransi yang berinvestasi di pasar keuangan.
Tiga kelompok investor institusi tersebut memiliki pengelolaan dana dengan total nilai kelola investasi sekitar Rp 700 triliun.
“Mayoritas mereka bilang obligasi adalah instrumen paling menarik dalam tiga bulan mendatang, baru diikuti saham dan pasar uang,†ungkap Panel Ahli Katadata Insight Center, Damhuri Nasution, di FX Sudirman Jakarta, Kamis (25/7).
Damhuri menyebut, dominasi pemilihan obligasi disebabkan faktor kondisi ekonomi dunia yang mulai melambat. Dalam hal ini, ekspektasi suku bunga The Fed akan diikuti oleh penurunan suku bunga di berbagai negara termasuk Indonesia.
Inflasi Indonesia yang relatif stabil membuat tren penurunan suku bunga terus berlanjut. Ujungnya, imbal hasil obligasi akan lebih menarik di mata investor.
“Karena kalau suku bunganya naik maka harga obligasinya akan melambung tinggi. Sehingga investor melihat bahwa obligasi adalah instrumen menarik dalam tiga bulan mendatang,†tuturnya.
Dalam survei tersebut investor institusi yang lebih memilih obligasi mencapai 49 persen, saham hanya 37 persen, dan yang jenis instrumen terkecil adalah pasar uang sebanyak 14 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: