Hal itu disampaikannya dalam acara
Meet and Greet dan peluncuran buku "
Flying High Kisah Ku Membangun AirAsia" edisi bahasa Indonesia, bersama Tony Fenandes di Kinokuniya, Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (4/7).
“AirAsia tidak keberatan (menurunkan harga tiket), tapi bagi kami keselamatan tetap nomor 1. Kita harus memastikan manajemen dan performa setiap penerbangan kami selalu baik,†tuturnya.
Sementara itu melihat kondisi penerbangan di tanah air, pria dibalik kesuksesan AirAsia ini memberikan sarannya kepada pemerintah RI, bahwa soal tarif penerbangan biarkan pasar yang menentukan. Â
“Untuk pemerintah RI, saran saya jangan terlalu mengatur. Regulasi itu bisa mematikan bisnis. Biarkanlah pasar menentukan, biarkan customer yang memustuskan sesuatu terjangkau atau tidak untuk mereka,†sarannya.
“Kalau industri yang sekarang tidak cukup baik, orang lain akan datang untuk bersaing menawarkan hal yang lebih menarik, menurut saya pemerintah cukup memfasilitasi para pelaku bisnis, bukan mengatur,†tutur pria asal yang bernama lengkap Anthony Francis Fernandes ini.
Diketahui, polemik mahalnya harga tiket menjadi problem besar bagi penerbangan Indonesia rute domestik, pada (1/7) pemerintah akhirnya memutuskan untuk menurunkan harga tiket pesawat Low Cost Carrier (LCC)Â pada jadwal tertentu yaitu Selasa, Kamis dan Sabtu.
Selain itu pemerintah juga memutuskan untuk menurunkan Tarif Batas Atas (TBA) dari 54,2 persen menjadi 42,7 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: