Hal tersebut disampaikan Ekonom dan Pendiri CORE Indonesia, Hendri Saparini dalam sebuah seminar bertajuk "Konektivitas Memacu Pertumbuhan Berkualitas†di Hotel Morissey, Menteng, Jakarta, Rabu (12/6).
Hendri mengatakan, saat ini biaya logistik Indonesia memang masih paling mahal di Asean. Hal itu selain disebabkan karena infrastruktur, juga karena faktor geografis.
Meskipun begitu, indeks logistik Indonesia di dunia telah naik 17 rangking. Dua tahun sebelumnya, Indonesia di peringkat 63 yang kini menjadi peringkat ke 46.
"Secara garis besar betul bahwa biaya logistik kita itu masih paling mahal di Asean, tapi indeks logistik kita sudah membaik 17 rangking," ungkapnya.
Keberhasilan naiknya peringkat biaya logistik Indonesia juga ditandai dengan perbaikan infrastruktur yang berimbas memudahkan para pemudik.
"Jadi kita
gradually (bertahap). Kita akan melakukan perbaikan misalnya kaitannya dengan mudik, dengan adanya perbaikan konektifitas transportasi, maka jarak tempuhnya makin pendek, makin banyak hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk lebih produktif. Jadi ada yang dampaknya
direct ada dampaknya
indirect," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: