Menteri Rini menambahkan, proses hilirisasi tambang ini harus segera dilakukan, agar seluruh rakyat bisa segera menikmati manfaatnya.
"Ini untuk kepentingan rakyat dan bangsa. Semakin tinggi nilai tambah produk kita, semakin besar manfaat yang dapat dirasakan oleh seluruh rakyat," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (18/5).
Lebih lanjut Menteri Rini menyebutkan, sektor tambang Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Dengan menjalin kemitraan strategis dengan pihak dari China, ia yakin Holding Pertambangan Inalum akan mendapat akses kepada teknologi yang diperlukan untuk hilirisasi.
"Sehingga industri pengolahan tambang domestik bisa berkembang dan memberikan nilai tambah, dan nilai ekspor tambang Indonesia bisa melesat," tadasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Rini dilaporkan bertemu dengan sejumlah calon mitra Inalum, sepertyi Chejiang Huayou Cobalt Company Ltd. Perusahaan ini adalah produsen terbesar di dunia untuk material bateri untuk kendaraan listrik.
Sementara itu, Dirut PT Inalum (Persero) Budi G. Sadikin menjelaskan, dipilihnya Huayou sebagai calon mitra Inalum adalah karena perusahaan itu telah pengalaman di sejumlah industri tambang, seperti mineral cobalt, nikel dan lithium terintegrasi.
Bahkan menurutnya, Huayou juga telah berhasil merealisasikan hilirisasi tambang di China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: