Transmisi 70 kV tersebut akan melewati beberapa kabupaten antara lain Manggarai Timur (Bojong)-Nagekeo, Ende (Kampung Ropa), Maumere, Wairita dan Kabupaten Larantuka.
"Dengan pertimbangan kondisi selama pembangunan SUTT 70 kV di jalur Ruteng-Ropa PLN optimis dapat diselesaikan akhir tahun 2019," ujar Direktur Bisnis regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara, Djoko Abumanan dalam keterangannya, Senin (14/5).
Kontur tanah yang berbukit-bukit diakui Djoko menjadi salah satu kendala pengerjaan proyek ini. Jadi, untuk jangka pendek pada triwulan III dapat dioperasikan section Ruteng-Bejawa nantinya.
"Terima kasih atas dukungan pemerintah daerah dan warga yang selama ini membantu PLN untuk mendapatkan lahan tapak-tapak tower dan perijinan," jelasnya.
Kata Djoko, ada banyak tantangan yang dihadapi dalam menjalankan proyek ini, terutama saat mengangkut material listrik (tiang dan assesorisnya, kawat dan trafo). Selain termasuk dalam daerah kepulauan, PLN juga harus melewati pegunungan, lembah dan bahkan beberapa desa terletak di lereng-lereng bukit.
"Jadi, akan membutuhkan waktu tersendiri karena ada yang diangkut dengan gotong-royong banyak orang. Khusus untuk pembangunan SUTT 70 kV Sistem Flores dari ujung barat hingga ujung timur panjang lintasannya mencapai 600 km," ungkap Djoko.
Ditambahkannya, seluruh upaya PLN tersebut merupakan wujud pemerataan pembangunan di sektor kelistrikan agar infrastruktur listrik di NTT mampu memberikan perubahan dan mengembangkN industri dan pariwisata di wilayah tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
. Untuk memperkuat dan memperluas jangkauan sistem interkoneksi pendukung peningkatan Ratio Elektrifikasi (RE) di kawasan Nusa Tenggara Timur, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membangun Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV Ruteng-Bajawa. 
BERITA TERKAIT: