Susi mengatakan, pihaknya ingin masyarakat Indonesia seperti orang Jepang yang sangat gemar makan ikan. "Kami ingin orang Indonesia makan ikannya 80 sampai 100 kilo gram (kg) setiap tahunnya seperti orang Jepang," ungkap Susi di hadapan warga Desa Cilimus, Kuningan, Jawa Barat.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tingkat konsumsi ikan rata-rata masyarakat Indonesia pada 2018 mencapai 50,69 per kilogram per kapita. Sedangkan target pada tahun 2019 ini diharapkan mencapai 54,49 kilogram per kapita.
Susi menjelaskan, ikan bagus untuk kesehatan karena memiliki protein yang tinggi. Selain itu, ikan juga memiliki komposisi asam amino lengkap dan mudah dicerna tubuh. Kemudian, ikan terdiri dari beragam jenis baik dari bentuk, warna, rasa, dan ukuran. Sehingga masyarakat punya banyak pilihan, bisa menÂjangkau semua segmentasi kelas ekonomi.
"Ikan itu dapat meningkatkan IQ kita sehingga lebih cerdas. Ikan juga mengandung antiokÂsidan yang baik untuk kesehatan kulit. Bahkan ikan juga dapat mengurangi risiko kanker. Yang tidak makan ikan, tenggelamkan saja," guyon Susi disambut riuh tamu yang hadir.
Pada kesempatan ini, Susi meÂnyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan ketersediaan ikan. Oleh karena itu, pemerintah siap membantu usaha atau badan ekonomi kecil di sektor perikanan.
Susi menuturkan, stok ikan lestari (
maximum sustainable yield/MSY) di laut Indonesia kian membaik. MSY Indonesia yang tercatat 7,31 juta ton pada 2013 meningkat hingga 12,5 juta ton di 2016. Kini diperkiraÂkan MSY telah melampaui 13 juta ton. Dampaknya, kata Susi, neraca perdagangan perikaÂnan Indonesia berhasil menjadi yang nomor 1 di Asia Tenggara. Bahkan, baru-baru ini Indonesia tercatat menjadi negara pemasok tuna terbesar di dunia. "KeteÂgasan kita juga membuat laut Indonesia menjadi yang paling ditakuti di dunia," tuturnya.
Susi menyebut untuk meÂmenuhi kebutuhan pangan 265 juta warga negara, dibutuhÂkan 12,6 juta ton ikan. Dengan asumsi laju pertumbuhan penÂduduk 0,6 persen dan angka konsumsi ikan 50 kg per kapita, diproyeksikan pada tahun 2045 mendatang untuk memenuhi kebutuhan 318 juta warga negara Indonesia dibutuhkan 15,9 juta ton ikan.
"Oleh karena itu, tak hanya di laut, penangkapan ikan yang bertanggung jawab juga harus dilakukan di semua perairan baik danau, sungai, embung dan lainÂnya. Untuk itu, saya mengimbau masyarakat untuk tidak melakuÂkan penangkapan yang merusak dengan bom, portas, dinamit, setrum dan sebagainya," tegasÂnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: