Begitu dikatakan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Suryani Sidik Motik dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, belum lama ini.
Yani menjelaskan, saat ini infrastruktur dibangun tapi pabrik semen kehilangan pasar. Padahal, menurut dia, tol laut lebih dibutuhkan industri ketimbang tol darat.
"Infrastruktur itu harus
follow function industry. Jadi orang bangun infrastruktur kalau industrinya ada. Ini bangun infrastruktur yang monyet saja enggak lewat. Mestinya tol laut, kenapa jadi tol darat?" cetus Yani.
Yani menjelaskan, dengan jalan tol laut, satu kapal tongkang bisa mengangkut 3000 ton hingga 4000 ton. Bandingkan jalan tol darat, kata dia, satu truk hanya mampu memuat barang 20-30 ton.
"Tol laut bisa lebih murah mengangkut hasil bumi dari Kalimantan ke Surabaya atau ke Papua," ujarnya.
Masih kesempatan yang sama, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rizal Edi Halim mengatakan, Indonesia sebetulnya bisa mencetak pertumbuhan lebih dari lima persen. Pasalnya, imbuh dia, hingga kini Indonesia tidak mengalami eksternal
shock yang besar seperti yang dihadapi pada tahun 2008.
"Jadi argumentasi pertumbuhan ekonomi lima persen adalah prestasi membawa kita halusinasi dan itu jebakan. Kenapa bisa lima persen? karena ada persoalan dalam mengelola ekonomi kita, ada disorientasi dan hilang fokus," tukasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.