Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Waspadai Aliran Deras Hot Money Giring Opini Hasil Pemilu 2019

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 11 April 2019, 12:15 WIB
Waspadai Aliran Deras <I>Hot Money</I> Giring Opini Hasil Pemilu 2019
Foto: Net
rmol news logo Pemerintah harus mewaspadai derasnya aliran dana asing dalam bentuk portofolio atau hot money beberapa bulan terakhir.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR, Ecky Awal Mucharam menjelaskan, idealnya yang didorong untuk masuk adalah investasi langsung karena lebih stabil dan memberi manfaat lebih banyak bagi perekonomian.

"Tapi sekarang kita melihat yang deras adalah hot money, yang bisa keluar setiap saat. Dan ini berpotensi menimbulkan gunjangan atau shock bagi sektor keuangan dan ekonomi kita jika terjadi penarikan serentak keluar atau sudden reversal pada beberapa waktu ke depan," ujar Ecky dalam keterangannya, Kamis (11/4).

Dari laporan Bank Indonesia (BI), papar Ecky, aliran dana asing ke portofolio hingga akhir Maret telah mencapai hampir Rp 90 triliun dari awal tahun (year to date/ytd). Aliran tersebut terutama masuk ke instrumen yang likuid pada pasar surat berharga negara (SBN), Saham dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Hal ini kemudian mendorong meningkatnya posisi cadangan devisa pada akhir Maret lalu sebesar 124,5 miliar dolar AS atau naik 1,2 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya.

Pada akhir Februari, cadangan devisa berada di angka 123,3 miliar dolar atau meningkat dibanding posisi akhir Januari 120,1 miliar dolar AS.

Menurut Ecky, secara umum dalam jangka pendek, aliran ini memiliki sisi positif di mana posisi cadangan devisa sudah lebih dari cukup untuk membayar utang luar negeri dan pembayaran impor.

"Tetapi risiko fluktuasi dan gunjangannya ke depan harus diwaspadai dan dimitigasi secara serius. Harus ada upaya untuk mendorong investasi masuk ke sektor riil atau perlu kebijakan agar dana asing terparkir lebih lama," imbuhnya.

Ecky juga menilai bahwa derasnya hot money yang masuk karena situasi global pada saat ini masih lebih banyak menguntungkan bagi negara berkembang. Hal ini didorong oleh berhentinya kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan meredanya ketegangan perang dagang China versus AS.

"Ketidakpastian ekonomi global masih tetap tinggi dan ini bisa menjadi pemicu aliran keluar serentak. Kita juga mengkhawatirkan kalau derasnya hot money juga digunakan untuk menciptakan sentimen pasar dan menggiring opini hasil Pemilu nanti. Ini harus benar-benar diwaspadai dampak gunjangannya ketika terjadi penarikan serentak keluar atau sudden reversal," tandasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA