Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Komisi XI Ingatkan Pemerintah Waspadai Aliran Deras Hot Money

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 10 April 2019, 17:03 WIB
Komisi XI Ingatkan Pemerintah Waspadai Aliran Deras Hot Money
Ilustrasi/Net
rmol news logo Komisi XI DPR RI mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai derasnya aliran dana asing dalam bentuk portofolio atau hot money beberapa bulan terakhir.

"Idealnya yang didorong untuk masuk adalah investasi langsung karena lebih stabil dan memberi manfaat lebih banyak bagi perekonomian. Tapi sekarang kita melihat yang deras adalah hot money yang bisa keluar setiap saat. Dan ini berpotensi menimbulkan gunjangan atau shock bagi sektor keuangan dan ekonomi kita jika terjadi penarikan serentak keluar atau sudden reversal pada beberapa waktu ke depan," papar anggota Komisi XI Ecky Awal Mucharam kepada wartawan, Rabu (10/4).

Laporan Bank Indonesia, aliran dana asing ke portofolio hingga akhir Maret mencapai hampir Rp 90 triliun dari awal tahun atau year to date. Aliran tersebut terutama masuk ke instrumen yang likuid pada pasar surat berharga negara (SBN), saham dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Hal itu kemudian mendorong meningkatnya posisi cadangan devisa pada akhir Maret sebesar USD 124,5 miliar atau naik USD 1,2 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Pada akhir Februari, cadangan devisa berada di angka USD 123,3 miliar atau meningkat dibanding posisi akhir Januari USD 120,1 miliar. Secara umum dalam jangka pendek aliran memiliki sisi positif di mana posisi cadangan devisa sudah lebih dari cukup untuk membayar utang luar negeri dan pembayaran impor.

"Tetapi risiko fluktuasi dan gunjangannya ke depan harus diwaspadai dan dimitigasi secara serius. Harus ada upaya untuk mendorong investasi masuk ke sektor riil atau perlu kebijakan agar dana asing terparkir lebih lama," jelas Ecky.

Ecky juga menilai bahwa derasnya hot money yang masuk karena situasi global saat ini masih lebih banyak menguntungkan bagi negara berkembang. Didorong oleh berhentinya kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan meredanya ketegangan perang dagang China versus Amerika Serikat.

"Ketidakpastian ekonomi global masih tetap tinggi dan ini bisa menjadi pemicu aliran keluar serentak. Kita juga mengkhawatirkan kalau derasnya hot money juga digunakan untuk menciptakan sentimen pasar dan menggiring opini hasil pemilu nanti. Ini harus benar-benar diwaspadai dampak gunjangannya ketika terjadi penarikan serentak keluar," tandas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA