Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memÂbatalkan secara tiba-tiba rencana impor bawang putih. Padahal surat rekomendasi impor produk hortikultura yang selama ini ditunggu-tunggu sudah diterÂbitkan Kementan.
"Belum ada rencana untuk impor bawang. Stok kita masih banyak. Saya juga sudah meminta kepada para importir membuka gudangnya untuk mengeluarkan stoka. Jadi saat ini bukan dalam kondisi emergency," ungkap Enggar di Karawang, Minggu sore (7/4).
Enggar menuturkan, pihaknya tidak mau impor bawang putih mengikuti keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Ombudsman, dan KeÂmentan.
"Saya ikuti betul Menteri Pertanian. Kasihan petani yang sudah menanam itu. KPPU dan Ombudsman juga menyampaiÂkan itu," ungkapnya.
Rencana impor bawang putih merupakan keputusan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) dipimpin Menteri Koodinator Perekonomian Darmin Nasution pada Senin (18/03).
Keputusan itu diambil memÂpertimbangkan kelangkaan dan tingginya harga bawang putih. Rakortas menunjuk PeÂrum Bulog sebagai pelaksana impornya dengan kuota sebanyak 100.000 ton. PenunjuÂkan Bulog diprotes banyak kaÂlangan antara lain oleh KPPU. Kebijakan itu dinilai tidak adil karena perusahaan pelat merah tersebut tidak melakukan peÂnanaman bawang putih seperti importir lainnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (PermenÂtan) Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Rekomendasi Impor Produk Holtikultura, importir diwajibkan untuk melakukan penanaman bawang putih sebeÂsar 5 persen dari total kuota impor.
Untuk memenuhi kebutuÂhan bawang putih, Kementan akhirnya mengeluarkan rekomendasi dengan menunjuk enam perusahaan importir. Namun, rekomendasi yang diberikan dengan jumlah kuota lebih sedikit dari keputusan RakorÂtas. Impor bawang putih mencapai 100.000 ton terlalu banyak sehingga dikhawatirkan bisa mengganggu upaya Kementan untuk mengembangkan pertaÂnian bawang putih.
Pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah menilai, kisruh impor bawang putih cerÂmin buruknya koordinasi antara kementerian.
"Keputusan Enggar kontra produktif dengan Kementerian Pertanian yang sudah keluarkan rekomendasi impor. Juga kepuÂtusan rakortas. Saat ini harga di pasar juga sudah tinggi," ungkap Trubus.
Trubus mendorong Menko Perekonomian Darmin Nasution untuk berperan lebih optimal. Kemenko Perekonomian harus bisa mensinergikan Kementan dan Kemendag.
Jika memang tidak jadi impor, Trubus meminta, Kemendag harus bisa membuktikan kalau stok bawang putih memang mencukupi. Tingginya harga bawang putih harus bisa segera diturunkan.
Seperti diketahui, Kementan dan Kemendag kerap terlibat perseteruan tentang kebijakan impor. Selain impor bawang putih, Kementan dan Kemendag tidak kompak saat mengambil kebijakan impor beras tahun lalu. Dua Kementerian tersebut seperti saling serang di dalam menyampaikan keterangan ke publik mengenai data pangan.
Naik Rp 1.000 Pengamat pangan dari InstiÂtut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Sentosa tidak yakin stok bawang putih masih banyak di dalam negeri.
"Kalau saya amati, bawang putih terus bergerak, naik Rp 1.000 rupiah tiap minggu-nya. Itu menunjukkan kelangkaan stok," ungkap Dwi.
Dwi meminta, pemerintah segera mengguyur bawang putih ke pasar untuk menekan harga. Jika tidak harganya akan terus meningkat.
Menurut Dwi, seharusnya Kemendag tidak perlu menahan impor bawang putih. Karena pemenuhan komoditas itu seÂlama ini sebagian besar memang berasal dari impor. "Yang dibuÂtuhkan sekarang pengelolaan impor, bukan menahan impor. Jangan sampai harga terus naik," ungkapnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: