Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengkhawatirkan, Gempuran TKA Sudah Sangat Tinggi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 19 Maret 2019, 16:17 WIB
Mengkhawatirkan, Gempuran TKA Sudah Sangat Tinggi
Foto: Net
rmol news logo Membanjirnya tenaga kerja asing (TKA) saat ini bukti Indonesia belum mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang punya keterampilan dan berdaya saing sesuai dengan kebutuhan kerja di era digitalisasi.  

Hal ini dikatakan pengamat ekonomi digital yang juga CEO PT Duta Sukses Dunia, Yudi Candra kepada wartawan di Jakarta, Selasa (19/3).

“Kita sudah mulai memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang mana industri kita sudah mulai mengaplikasikan mesin dengan teknologi yang lebih canggih, sementara SDM kita belum bisa menyesuaikan makanya gempuran TKA terus masuk ke Indonesia,” katanya.

Menjadi negara besar, sambung pria yang kerap disapa coach Yudi, dengan potensi sumber daya alam (SDA) memadai, ditambah SDM dan pangsa pasar yang besar, Indonesia berpotensi menjadi negara tujuan investasi. Tapi jika tidak, diikuti dengan kemampuan dan mentalitas tenaga kerja lokal yang memadai, potensi itu hilang.

"Bukan hanya produk yang kita impor, tenaga kerja pun harus mendatangkan dari negara lain. Ini bisa menjadi bencana jika tidak diantisipasi sejak dini," sambung dia.

Melihat data hingga akhir tahun 2018, papar dia, gempuran TKA meningkat 10,88 persen dari tahun 2017 sebesar  85.974 orang menjadi 95.335 orang.

"Ini bukti gempuran TKA sudah sangat tinggi, jika tidak diantisipasi pemerintah dengan peningkatan SDM lokal, tentu ke depan TKA akan lebih membanjiri peluang kerja di Indonesia. Dan ini sangat dikhawatirkan," tambahnya.

Di samping itu, merujuk dari Global Talent Competitiveness Indek, sambungnya lagi, saat ini kualitas tenaga kerja Indonesia berada di peringkat 77 dari 119 negara.

"Tentu saja ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas tenaga kerja nasional," jelasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA