"Jadi sampai tahun 2025 kita masih punya 40 cargo yang perlu kita jual dan belum ada pembelinya," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto dalam Indonesia-US-Japan LNG Workshop di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Selasa (5/3).
Dengan jumlah 40 cargo tersebut, hingga 2025 pemerintah memperkirakan Indonesia masih memiliki kelebihan pasokan, dimana gas tersebut berasal proyek LNG Tangguh dan juga LNG Bontang. Sehingga dilakukan upaya penawaran ekspor kepada beberapa negara, khususnya kepada
traditional buyer yang berpengalaman.
"Pertama kita nawarinnya ke traditional buyer Jepang, Korea, Amerika, China, kalau kemarin kita jugakan ke Singapura. Jadi kita lelang kepada siapapun buyer terutama buyer-buyer yang sudah experience untuk trading LNG, bukan buyer-buyer yang baru. Kemarin Jumat kita berhasil ekspor ke Singapura 16 cargo yang ditandatangani," lanjut Djoko.
Dalam acara workshop turut hadir Wakil Duta Besar AS Heather Variava dan Wakil Duta Besar Jepang Keichii Ono, perwakilan ketiga negara tersebut sepakat bekerjasama dalam mendukung membangkitkan ekspor dan impor LNG.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.