Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis perekonomian dalam negeri bakal menanjak.
"Secara keseluruhan, denÂgan kondisi global yang lebih baik, kami optimistis ekonomi domestik pada tahun ini akan lebih tinggi atau lebih baik dari estimasi 2018. Perkiraan kami pertumbuhan ekonomi bisa 5,2 persen," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, keÂmarin.
Perry memastikan, pihaknya akan terus memantau perkemÂbangan perudingan perang daÂgang AS-China meskipun sudah mengalami kemajuan positif. Sebab, perkembangan perundÂingan kedua negara itu akan mempengaruhi laju ekonomi global, termasuk Indonesia.
Jika ketegangan kedua negara berlanjut maka pertumbuhan ekonomi global akan terganggu. Tetapi bila ketegangan mereda, nilai tukar rupiah akan lebih stabil.
"Harapan kita moga-moga situasi tidak memburuk. Apalagi sudah ada perkembangan positif. Ketidakpastian ekonomi dan keuangan global mungkin masih bisa berlanjut di 2019 tetapi tidak akan setinggi tahun lalu," jelas Perry.
Selain soal ketidakpastian ekonomi global, Perry melihat, pada tahun ini Indonesia akan tetap menghadapi masalah neÂraca neraca transaksi berjalan. Diproyeksinya, masih sekitar 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Menurutnya, neÂraca transaksi berjalan baru akan membaik pada 2020.
Untuk laju inflasi, Perry memÂprediksi tetap stabil di kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen, dengan titik tengah 3,5 persen. Hal ini sejalan dengan terjaganya inflasi sepanjang tahun 2018 yang di bawah target.
Pernyataan Trump & Xi Jinping Perkembangan positif perundingan perang dagang disampaiÂkan Presiden AS Donald Trump lewat Twiter pada perayaan tahun baru. Menurut Trump, ada kemajuan komunikasi yang dilakukannya dengan Presiden China Xi Jinping.
"(Kami) Baru saja melakukan pembicaraan yang panjang dan sangat baik dengan Presiden Xi dari China," kicau Trump.
Trump menuturkan, kesepakaÂtan yang dilakukannya dengan China berjalan dengan sangat baik. Pembahasan dilakukan secara komperhensif dan mencakup semua subjek, area, dan titik perselisihan. "Kemajuan besar sedang dibuat," tegasnya.
Sementara itu, Xi Jinping juga memberikan pernyataan positif. Dia bilang, China dan AS menginginkan kemajuan yang stabil dalam hubungan mereka.
"Saya berharap kedua pihak akan bertemu di tengah jalan, bekerja keras, dan berusaha untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi dunia secepat mungkin," kata Xi.
Ingatkan Tahun Politik Ekonom
Institute for DeÂvelopment of Economics and Finance (Indef) Bhima YuÂdhistira Adhinegara menginÂgatkan pemerintah untuk tetap mewaspadai perkembangan ekonomi global dan sentimen domestik.
"Di dalam negeri kita akan menyelenggarakan pemilu. SeÂdangkan di dunia ada isu perlambatan ekonomi dunia akibat konflik antara Partai Demokrat dan Partai Republik di Amerika yang semakin rumit. Kedua isu itu menjadi perhatian pelaku pasar," kata Bhima kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Selain kisruh politik di AS, lanÂjut Bhima, perekonomian di EroÂpa belum stabil akibat Brexit. Hal itu membuat arus modal masuk perusahaan Eropa ke Indonesia jadi menurun. Padahal investasi langsung masih dibutuhkan InÂdonesia untuk memperkuat nilai tukar rupiah. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: