Yang jadi catatan adalah materialisme tidak bisa dikritik dengan materialisme. Dalam istilah lain, konflik tidak bisa diatasi dengan konflik.
"Mereka sudah berabad-abad menerapkan konflik dengan kekerasan fisik. Ketika diubah ke model pemikiran, bentuknya dengan menyebarluaskan pasar bebas, seperti itulah mereka hidup," ujar analis kebijakan ekonomi politik, Ichsanuddin Noorsy, kepada
Kantor Berita Politik RMOL.
Menurut dia, masyarakat Barat yang hidup berbasis konflik selalu memburu harta dan takhta.
"Jadi, ketika disodorkan dengan materialisme, juga dengan budaya konflik, jadi tidak kena,†imbuhnya.
Mempelajari situasi demikian, lanjut Noorsy, pidato Jokowi di sidang tahunan IMF-World Bank yang meminta masyarakat dunia tidak mengedepankan kompetisi dan rivalitas melainkan menumbuhkan kerjasama global, patut diapresiasi. Namun, pidato Jokowi itu sekaligus menampar muka sendiri.
"Pidato yang mengundang sanjungan karena mengandung kritik terhadap sistem perekonomian pasar bebas, tapi dalam diri kita tidak menihilkan tegaknya sistem yang sudah rapuh dan eksploitatif itu," sesalnya.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: