Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Komisi XI: Kenaikan Harga Barang Terus Terjadi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 05 Oktober 2018, 23:01 WIB
Komisi XI: Kenaikan Harga Barang Terus Terjadi
Heri Gunawan/Net
rmol news logo . Pemerintah untuk tidak terus-menerus mengklaim berhasil dalam menjaga inflasi di Indonesia tetap rendah. Pasalnya, saat inflasi rendah masih saja muncul isu terjadi kenaikan harga. Hal itu terjadi karena nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi.

Demikian Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (5/10).

Heri mengatakan, berdasarkan kalkulasi Aprindo (Asosiasi Pedagang Retail Indonesia), depresiasi rupiah memicu kenaikan harga produk rata-rata sebesar 5 persen. Sementara itu, hasil kajian Indef menyatakan 1 persen depresiasi rupiah, berpengaruh sampai 3 persen biaya pokok produksi dalam sektor retail.

Heri menerangkan, hal itu berarti ketika nilai tukar rupiah terdepresiasi 12 persen, terhitung sejak awal tahun 2018, maka bisa mempengaruhi 36 persen biaya produksi sektor ritel.

"Perkiraan barang-barang yang akan mengalami kenaikan harga di triwulan ke-4, yang karena bahan bakunya masih diimpor, antara lain beras, gula pasir, daging sapi, mentega dan Susu, kosmetik, obat, handphone dan elektronik," papar Heri.

Heri menyatakan, terjadinya gap antara inflasi dan kenaikan harga barang, juga tidak bisa dilepaskan dari metode yang digunakan. Untuk inflasi, memang pemerintah hanya mengambil sampel harga-harga komoditas tertentu, umumnya sembako, dan kebutuhan dasar.

Problemnya, sambung Heri, saat ini kebutuhan masyarakat sudah sangat bervariasi jenis barang dan jasanya. Bisa jadi banyak barang kebutuhan masyarakat saat ini yang tidak tercover sebagai sampling penghitungan inflasi.

"Di situlah juga letak salah satu problemnya. Kita menyarankan pemerintah mulai harus menggunakan big data untuk mengukur inflasi, bekerjasama dengan jaringan ritel dan produsen barang/jasa untuk memonitor pergerakan harga menggunakan sistem IT. Sehingga pengukurannya lebih mencerminkan kondisi sebenarnya. Pemerintah yang pelopor dan Pemerintah yang membuka jalan, Pemerintah yang berpihak dan Pemerintah yang memberdayakan. Jika tidak, maka angka inflasi sulit mencerminkan kondisi yang sebenarnya," demikian Heri. [jto]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA