Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menteri Basuki Pastikan Pembangunan Infrastruktur Sesuai SIDLACOM

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 30 September 2018, 04:45 WIB
Menteri Basuki Pastikan Pembangunan Infrastruktur Sesuai SIDLACOM
Pembangunan masjid/Net
rmol news logo Seluruh pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melalui berbagai tahapan SIDLACOM (Survey, Investigation, Land Acquisition, Construction, Operation, and Management).

Tahapan ini terdiri dari perencanaan teknis, yang meliputi survei, investigasi, dan desain. Kemudian pengadaan lahan atau land acquisition, pelaksanaan konstruksi (construction), serta operasi pemeliharaan (operation and management).

Begitu tegas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam acara Seminar Nasional Pembangunan Nasional Berwawasan Lingkungan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Undip di Semarang, Sabtu (29/9).

Tahapan itu dilakukan agar pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR bersama mitra kerja, baik konsultan maupun kontraktor, seperti jalan dan jembatan, bendungan, irigasi, rumah susun, rumah khusus, instalasi pengolahan air minum dan air limbah, prasarana dan sarana persampahan, pos lintas batas negara (PLBN), berjalan sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sehingga layak secara sosial, ekonomi dan lingkungan.

Dari aspek sosial, mitigasi dampak sosial dalam pembangunan jalan tol merupakan satu hal yang harus dilakukan. Dengan demikian setiap permasalahan sosial yang ditemui di lapangan dapat diketahui lebih dini dan dicarikan solusinya yang memberikan keuntungan dan manfaat lebih besar bagi masyarakat lokal.

Salah satu contoh konkrit adalah dalam proses pengadaan lahan pada pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang sepanjang 75 km, dimana terdapat Masjid Baitul Mustaghfirin yang berdiri pada jalur yang akan dilintasi ruas tol.

Pendekatan sosial budaya dilakukan agar pembangunan tol dapat dilanjutkan seperti membangun masjid pengganti dalam pembebasan lahan Masjid Baitul Mustaghfirin sehingga tidak mengurangi hak-hak masyarakat dalam menjalankan ibadah.

Lokasi masjid pengganti berada sekitar 50 meter ke arah Barat Laut dari masjid lama. Dengan rampungnya masjid baru tersebut, telah dilakukan pemindahan dan pemasangan kubah masjid oleh jamaah masjid bersama masyarakat dibantu pekerja proyek tol pada Jumat, 28 September 2018.

Bangunan masjid pengganti Baitul Mustaghfirin kini lebih besar dari masjid lama dari semula luasnya 235 meter persegi menjadi 251 meter persegi, termasuk adanya ruang mengaji seluas 30 meter persegi. Luas tanah semula 329 meter persegi kini menjadi dua kali lebih besar, yakni 675 meter persegi. [ian/***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA