Kehadiran perusahaan ini sangat membantu pemerintah di tengah iklim investasi global. Lantaran itu, pemerintah harus melindungi agar perusahaan itu fokus menggarap pasar di Indonesia.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Satya Widya Yudha pada diskusi bertema "Peran Unicorn Dalam Menjaga Momentum Investasi dan Stabilitas Rupiah" di media center DPR, Rabu (12/9). Pembicara lainnya anggota Komisi I DPR, Eva Sundari dan pengamat ekonomi INDEF Eni Srihartati.
Menurut dia, sukses perusahaan tersebut berinvestasi di Indonesia tidak bisa dilepas dari aspirasi masyarakat Indonesia, terutama generasi milineal yang melek internet.
Dari banyaknya perusahaan startup yang berinvestasi di Indonesia, hanya empat saja yang eksis berbisnis di Indonesia.
Untuk itu Satya berharap agar seluruh masyarakat, termasuk pemerintah untuk memberi ruang agar kegagalan perusahaan startup bisa diantisipasi.
Keempat perusahaan unicorn itu, kata Satya, perlu diapresiasi pemerintah.
"Kita harus apresiasi mereka. Sebab data yang saya terima Gojek itu devaluasinya sudah Rp 53 triliun, Traveloka Rp 26,6 triliun, Tokopedia 25 triliun, Bukalapak Rp 7 triliun. Keberhasilan ini dimensinya unik karena ada value change yang dihasilkan, yang bersumber dari Indonesia," kata Satya.
Pihaknya, lanjut Satya, berharap perputaran uang atau keuntungan berbisnis tetap di Indonesia ketimbang diinvestasikan ke luar negeri ini seperti ke Vietnam.
Satya menegaskan langkah perusahaan unicorn seperti Gojek ke Vietnam sangat disayangkan. Sebab jika rantai bisnisnya tetap dikembangkan di Indonesia maka akan membantu perekenomian Indonesia.
[lov]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: