Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Demi Persusuan Nasional, Pelaku Usaha Diminta Gandeng Peternak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Minggu, 26 Agustus 2018, 06:56 WIB
Demi Persusuan Nasional, Pelaku Usaha Diminta Gandeng Peternak
I Ketut Diarmita/Net
rmol news logo Demi membangun persusuan nasional, para pelaku usaha diminta untuk bisa menggandeng peternak sapi perah. Kemitraan yang terjalin diyakini akan mampu menghasilkan susu berkualitas tinggi.

Begitu kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita kepada seluruh pelaku usaha pengolahan susu, anggota koperasi, dan para peternak sapi perah, serta Dinas Kabupaten/Kota se Jawa Barat acara Sosialisasi Revisi Permentan 26/2017 tentang Penyediaan dan Peredaran Susu Segar Dalam Negeri di Dinas Ketahanan Pangan dan Peternak Jabar, Jumat (24/8) lalu.

I Ketut Diarmita memang tengah berkeliling Pulau Jawa untuk membahas nasib persusuan nasional, terutama keberlangsungan usaha peternak sapi perah kedepan.

"Di sini saya ingin mengkomunikasikan dengan IPS (Industri Pengolahan Susu), importir, koperasi dan peternak bahwa meskipun keberadaan Permentan 26 direvisi, namun bukan berarti kita harus larut di dalamnya," kata I Ketut Diarmita dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/8).

Perubahan peraturan tersebut dilakukan karena adanya kepentingan nasional yang lebih besar dalam perdagangan dunia.

"Perubahan ini adalah wujud nyata dari kewajiban Indonesia sebagai anggota WTO, sehingga kita harus mensinergikan semua peraturan dengan aturan di WTO, terutama terkait dengan ekspor-impor," urainya.  

Namun demikian, Permentan 33/2018 bukan berarti kemitraan hilang, karena dalam peraturan di dunia ini tidak ada yang melarang pelaku usaha dan peternak untuk melakukan kemitraan (partnership).

Menurutnya, dalam menghadapi era perdagangan bebas saat ini harus dengan cara bijak, terutama dalam upaya meningkatkan produksi susu di dalam negeri yang berkualitas dan berdaya saing.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa Pulau Jawa merupakan sentra persusuan nasional, namun setelah berkeliling di beberapa wilayah ternyata permasalahan di peternak sapi perah saat ini adalah kualitas susu, handling ternak, perkandangan, jumlah bakteri yang ada dan kualitas pakan yang masih kurang.

Untuk itu, I Ketut mengimbau kepada IPS dan importir agar tergugah hatinya untuk bermitra dengan peternak yang merupakan bentuk dari komitmen dan integritas terhadap bangsa.

"Saat ini kita terus menghimbau agar para pelaku usaha (IPS dan importir) untuk dapat memanfaatkan susu segar dari dalam negeri dan peternak juga harus siap meningkatkan produksi dan kualitas, sehingga harus berimbang," imbaunya. [fiq]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA