Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Blok Rokan Diserahkan Ke Chevron Khianati Nawa Cita

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 29 Juli 2018, 10:39 WIB
Blok Rokan Diserahkan Ke Chevron Khianati Nawa Cita
Foto: Net
rmol news logo Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM seyogyanya menyerahkan pengelolaan Blok Rokan kepada PT Pertamina (Persero), bukan malah memperpanjang kontrak Chevron.

"Kontrak Blok Rokan segera habis pada 8 Agustus 2021. Namun, keputusannya akan diumumkan dalam waktu dekat ini. Pengelolaan selanjutnya harus diserahkan ke PT Pertamina (Persero), jangan lagi ke Chevron," tegas Wakil Ketua Komisi VI DPR, Inas Nasrullah Zubir dalam keterangannya, Minggu (29/7).

Inas berkeyakinan, dengan pengalaman sebagai perusahaan migas nasional terbesar selama lebih dari 50 tahun, Pertamina akan mampu mengelola Blok Rokan.

"Kami mengharapkan pemerintah memberikan blok tersebut kepada Pertamina dengan membatalkan Permen ESDM No. 23/2018,” kata anggota dewan dari Fraksi Partai Hanura ini.

Menurut Inas, dampak positif lain ketika Blok Rokan dipegang Pertamina adalah menambah aset Pertamina yang memiliki tugas melayani kepentingan publik (public service obligation/PSO) menjadi lebih kuat, karena punya sumber minyak sendiri di Tanah Air.

“Memenuhi ketentuan pasal 33 UUD 45, di mana selama ini terlanggar karena diberikan kepada asing. Saatnya sekarang perusahaan anak negeri mengelola hasil negerinya sendiri dengan produksi yang cukup besar," ujar dia.

Inas menegaskan, kesempatan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina akan memenuhi Nawa Cita yang selama ini kerap didengungkan Presiden Joko Widodo menuju kedaulatan energi.

“Ini akan menjadi tonggak dimulainya kedaulatan energi. Jika Blok Rokan tidak diserahkan dan dikelola Pertamina, padahal kontrak Chevron telah habis, itu sama saja mengkhianati Nawa Cita," ujar dia.

Chevron telah mengelola Blok Chevron selama 94 tahun, yakni sejak 1924 ketika perusahaan itu masih bernama Caltex.

Luas Blok Rokan mencapai 6.220 kilometer persegi (km2). Blok tersebut memiliki hampir 96 lapangan minyak. Namun, lapangan yang tergolong memiliki potensi minyak besar hanya Duri, Minas, dan Bekasap.

Lapangan Duri menjadi sempat menjadi primadona karena bisa menghasilkan minyak bumi dalam jumlah besar.

Lapangan yang ditemukan pada 1941 dan berproduksi 1958 ini mencapai titik puncak 65 ribu barel per bari pada 1965. Setelah itu mengalami penurunan produksi secara alamiah.

Namun, belakangan produksi Lapangan Duri bisa mencapai 300 ribu barel per hari pada 1994. Hingga saat ini, Lapangan Duri telah menghasilkan lebih dari 2,6 miliar barel minyak.

Lapangan andalan lainnya adalah Minas dan diklaim sebagai terbesar yang pernah ditemukan di Asia Tenggara. Lapangan yang ditemukan 1944 dan berproduksi 1952 itu menghasilkan minyak jenis Sumatran Ligth Crude yang diklaim terkenal di dunia.

"Sekali lagi, saya sebagai bagian anak bangsa, serta ratusan juta rakyat Indonesia lainnya, sangat menantikan Pertamina untuk mengelola Blok Rokan. Ingat, blok itu menyumbang 25-26 persen produksi minyak nasional," jelas dia.

Informasi yang diperoleh, nasib pengelolaan Blok Rokan akan diumumkan pada Selasa (31/7). [wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA