Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sri Mulyani: Perekonomian Indonesia Hanya Naik 0,04 Persen Di Tahun 2017

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/soraya-novika-1'>SORAYA NOVIKA</a>
LAPORAN: SORAYA NOVIKA
  • Rabu, 04 Juli 2018, 01:52 WIB
Sri Mulyani: Perekonomian Indonesia Hanya Naik 0,04 Persen Di Tahun 2017
Sri Mulyani/Net
rmol news logo Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,07 persen. Anggka ini jauh lebih tinggi 0,04 persen dibandingkan capaian 2016, sebesar 5,03 persen.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menjelaskan pertumbuhan ekonomi itu dijadikan dasar perhitungan APBN TA 2017.

Menurut Sri dengan kinerja pertumbuhan ekonomi tersebut, angka Produk Domestik Bruto (Atas dasar harga berlaku) 2017 mencapai Rp13.588.8 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2016, yang hanya sebesar Rp12.406,8 triliun.

Sri menambahkan pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi karena didukung tingkat konsumsi masyarakat yang terjaga seiring dengan inflasi yang terkendali.

"Juga berkat pembangunan infrastruktur yang memberikan dampak multiplier pada aktifitas ekonomi dalam negeri, serta mulai pulihnya ekspor pada semester kedua tahun 2017," ujarnya dalam Rapat Paripurna dengan DPR RI, Selasa (3/7).

Dengan begitu, Sri Mulyani meyakinkan bahwa Indonesia mampu menyeimbangkan diri terhadap perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih saat ini oleh faktor domestik yang cukup kondusif tersebut.

Dalam rapat paripurna tersebut Sri juga menjelaskan inflasi sepanjang tahun 2017 relatif terjaga pada rentang sasaran inflasi yang telah ditetapkan.

"Tingkat inflasi kita masih tetap terkendali pada level 'single digit' selama tahun 2017, inflasi yang terkendali tersebut berkat terjaganya keseimbangan permintaan dan penawaran dan juga rendahnya inflasi komponen harga yang diatur oleh Pemerintah," tuturnya.

Sri Mulyani juga menyatakan bahwa nilai tukar rupiah di Tahun 2017 juga terbilang lebih rendah bila dibandingkan dengan asumsi pada APBN-P.

Nilai tukar rupiah di tahun 2017 adalah Rp13.384 per dolar AS, lebih rendah dari asumsi APBN-P sebesar Rp13.400 per dolar AS.

Adapun mengenai lifting minyak dan gas selama 2017, Sri menyampaikan, rata-rata realisasi lifting untuk minyak bumi mencapai 804 ribu barel per hari atau 98,7 persen dari target pada APBN-P. Sementara itu, rata-rata realisasi Iifting gas bumi 2017 mencapai 1.142 ribu barel setara minyak per hari atau 99,3 persen dari target pada APBN-P.

"Capaian lifting migas 2017 tersebut masih lebih rendah dari target, meskipun Pemerintah terus berupaya menekan penurunan produksi migas secara alamiah. Pemerintah terus mendorong percepatan penyelesaian proyek, sehingga terdapat beberapa proyek yang mulai produksi (on-stream) pada 2017," pungkasnya. [nes]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA